Mataram, (Antara) - Dua orang wisatawan asing penumpang perahu pinisi yang tenggelam di perairan Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini belum ditemukan meskipun regu penyelamat sudah berupaya melakukan pencarian.
"Kami belum berhasil menemukan dua korban yang masih hilang hingga sore ini," kata Kepala Seksi Operasional Badan SAR (Basarnas) Mataram Lalu Wahyu Efendi, di Mataram, Senin
Perahu pinisi yang membawa 20 wisatawan asing dan lima anak buah kapal (bukan 27 orang seperti berita sebelumnya) dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Minggu (17/8) sekitar pukul 01.15 WITA, diduga akibat menabrak batu karang.
Perahu pinisi tersebut membawa wisatawan asing dari Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, NTB, menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 10 orang penumpang berhasil diselamatkan pada hari kejadian, Minggu (17/8), dan sudah dievakuasi ke daratan oleh masyarakat dan tim penyelamat, sedangkan 13 lainnya diselamatkan oleh nelayan, Senin dini hari.
Para penumpang yang diselamatkan pada hari kedua itu, terdiri dari lima anak buah kapal dan delapan wisatawan asing. Dengan demikian, total penumpang yang selamat 23 orang, sementara dua lainnya masih belum ditemukan.
Wahyu mengatakan, regu penyelamat memutuskan menghentikan pencarian sementara karena kondisi mulai gelap, sehingga tidak memungkinkan untuk melihat tubuh korban di permukaan laut.
"Pencarian akan dilanjutkan besok pagi karena kalau pencarian malam tidak terlalu efektif. Kami agak kesulitan melihat tubuh korban," ujarnya.
Selain itu, kata dia, persediaan logistik di kapal juga sudah tidak memadai, sehingga regu penyelamat memutuskan untuk kembali ke pelabuhan.
"Jarak tempuh lokasi pencarian dari daratan sekitar tiga jam, sehingga perlu logistik yang cukup," ucap Wahyu.
Ia mengatakan, proses pencarian dua orang korban yang belum ditemukan dilakukan bersama dengan anggota polisi air dan udara (Polairud) dari Polres Kota Bima dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, serta para nelayan.
Pihaknya juga meminta bantuan kepada nahkoda kapal feri yang melintas di sekitar perairan Pulau Sangeang, untuk melaporkan seandainya menemukan dua wisatawan tersebut.
"Kami sudah menginfokan ke kapal-kapal yang melintas untuk melaporkan ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, jika menemukan korban," kata Wahyu.
"Kami belum berhasil menemukan dua korban yang masih hilang hingga sore ini," kata Kepala Seksi Operasional Badan SAR (Basarnas) Mataram Lalu Wahyu Efendi, di Mataram, Senin
Perahu pinisi yang membawa 20 wisatawan asing dan lima anak buah kapal (bukan 27 orang seperti berita sebelumnya) dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Minggu (17/8) sekitar pukul 01.15 WITA, diduga akibat menabrak batu karang.
Perahu pinisi tersebut membawa wisatawan asing dari Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, NTB, menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 10 orang penumpang berhasil diselamatkan pada hari kejadian, Minggu (17/8), dan sudah dievakuasi ke daratan oleh masyarakat dan tim penyelamat, sedangkan 13 lainnya diselamatkan oleh nelayan, Senin dini hari.
Para penumpang yang diselamatkan pada hari kedua itu, terdiri dari lima anak buah kapal dan delapan wisatawan asing. Dengan demikian, total penumpang yang selamat 23 orang, sementara dua lainnya masih belum ditemukan.
Wahyu mengatakan, regu penyelamat memutuskan menghentikan pencarian sementara karena kondisi mulai gelap, sehingga tidak memungkinkan untuk melihat tubuh korban di permukaan laut.
"Pencarian akan dilanjutkan besok pagi karena kalau pencarian malam tidak terlalu efektif. Kami agak kesulitan melihat tubuh korban," ujarnya.
Selain itu, kata dia, persediaan logistik di kapal juga sudah tidak memadai, sehingga regu penyelamat memutuskan untuk kembali ke pelabuhan.
"Jarak tempuh lokasi pencarian dari daratan sekitar tiga jam, sehingga perlu logistik yang cukup," ucap Wahyu.
Ia mengatakan, proses pencarian dua orang korban yang belum ditemukan dilakukan bersama dengan anggota polisi air dan udara (Polairud) dari Polres Kota Bima dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, serta para nelayan.
Pihaknya juga meminta bantuan kepada nahkoda kapal feri yang melintas di sekitar perairan Pulau Sangeang, untuk melaporkan seandainya menemukan dua wisatawan tersebut.
"Kami sudah menginfokan ke kapal-kapal yang melintas untuk melaporkan ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, jika menemukan korban," kata Wahyu.