Fergana (ANTARA) - Timnas Indonesia U-20 memulai petualangannya di Piala Asia U-20 dengan kurang apik. Saat melawan Irak pada laga pembukaan Grup A yang berlangsung pada Rabu (1/3), Garuda Muda yang unggul jumlah pemain setelah pemain lawan mendapat kartu merah, justru harus menelan kekalahan 0-2.
Untungnya pada pertandingan kedua yang dimainkan pada Sabtu (4/3), tim asuhan Shin Tae Yong itu mampu berbenah. Penyerang Hokky Caraka mencetak gol penting pada menit ke-34 dengan gaya penyelesaian khas pemain Belanda Arjen Robben dengan gerakan memotongnya, dan kiper Daffa Fasya tampil gemilang di bawah mistar gawang untuk membantu mengamankan kemenangan 1-0 atas Suriah.
Setelah memainkan dua laga di ibukota Uzbekistan, Tashkent, timnas Indonesia U-20 akan memainkan laga pamungkas fase grup menghadapi tuan rumah di kota Fergana pada Selasa (7/3). Kemenangan atas Uzbekistan menjadi kunci lolosnya Indonesia ke perempat final.
Saat ini Indonesia menghuni posisi ketiga klasemen sementara Grup A dengan tiga poin, jumlah poin itu sama dengan milik Irak namun Irak unggul selisih gol. Sedangkan posisi teratas dikuasai Uzbekistan dengan enam poin, dan posisi juru kunci diduduki oleh Suriah dengan nol poin.
Skenario pertama Indonesia lolos ke perempat final adalah Indonesia mengalahkan Uzbekistan, sedangkan Irak bermain imbang dengan Suriah. Jika hal itu terjadi, Indonesia dan Uzbekistan akan sama-sama mengoleksi enam poin dan melaju ke putaran selanjutnya, sedangkan Irak mengakhiri fase grup dengan koleksi empat poin, dan Suriah tiga poin.
Skenario berikutnya adalah Indonesia bermain imbang dengan Uzbekistan, sedangkan Suriah mampu mengalahkan Irak. Jika hal itu terjadi, maka Uzbekistan memiliki tujuh poin, Indonesia memiliki empat poin, dan keduanya berhak lolos ke fase gugur. Sedangkan Irak memiliki tiga poin dan Suriah memiliki tiga poin. Namun penentuan tim yang lolos dari fase grup pada Piala Asia U-20 juga memiliki cara lain jika terdapat dua atau tiga tim dengan jumlah poin yang sama.
Dalam regulasinya, AFC menetapkan penentuan tim yang lolos dari fase grup jika ada dua atau tiga tim yang sama, adalah dengan head to head dari tim yang poinnya sama, dan kedua selisih gol dan mencetak gol dari penghitungan head to head antara tim dengan koleksi poin yang sama. Dengan demikian, Indonesia harus menang minimal dengan keunggulan dua gol atas Uzbekistan untuk dapat melaju ke perempat final.
Tak mudah hadapi Uzbekistan
Tugas pelatih Shin semakin berat karena lawan terakhir ini adalah Uzbekistan. Selain diuntungkan dengan faktor menjadi tuan rumah, Uzbekistan sejauh ini tampil bagus di fase grup dengan memukul Suriah 2-0, serta menaklukkan Irak dengan skor 1-0.
Uzbekistan juga tampil mentereng saat berpartisipasi pada kualifikasi Piala Asia U-20. Meski poin mereka tidak diperhitungkan, namun anak-anak asuh pelatih Timur Kapadze memenangi semua pertandingan yang mereka ikuti di Grup A, dengan memukul Maladewa 7-0, menang 3-0 atas Myanmar, menang 2-1 atas Arab Saudi, dan menang 2-1 atas China. Dengan total koleksi 14 gol dan hanya kemasukan dua kali selama berpartisipasi di fase grup tersebut.
Secara sejarah, prestasi terbaik Uzbekistan pada gelaran Piala Asia U-19, sebelum berubah menjadi Piala Asia U-20, adalah menjadi runner up pada 2008. Setelah itu pada keikut sertaan setelahnya, selain pada 2018 ketika mereka tidak lolos putaran final, Uzbekistan selalu berhasil lolos fase grup dan mencapai perempat final atau semifinal.
Indonesia kerap mengalami kesulitan saat bertemu Uzbekistan. Pertemuan terakhir di level senior adalah pada PSSI Anniversary Cup 2018 silam, ketika itu timnas U-23 Indonesia ditahan imbang tanpa gol oleh Uzbekistan pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.
Sedangkan pada Piala Asia U-19 2014, Indonesia dihajar 1-3 oleh Uzbekistan pada fase grup. Pada kategori lebih junior, yakni Piala Asia U-16 2010 yang digelar di Uzbekistan, tuan rumah menang 3-0 atas Indonesia, juga di fase grup.
Pengalaman manis Shin Tae Yong
Selain adagium bola itu bundar, yang kerap diterjemahkan sebagai tidak ada yang pasti sebelum peluit akhir ditiupkan pada pertandingan sepak bola, timnas Indonesia U-20 memiliki modal bagus dalam pengalaman manis pelatih Shin Tae Yong saat berhadapan dengan Uzbekistan.
Saat masih menangani timnas Korea Selatan U-23 pada gelaran Piala Asia 2016, pelatih Shin saat itu mampu membawa timnya mempecundangi Uzbekistan dengan skor 2-1 pada pertandingan kedua fase grup. Saat itu Korea Selatan berhasil melaju sampai ke final sebelum takluk 2-3 dari Jepang di partai pamungkas, sedangkan Uzbekistan gagal lolos dari grup.
Walaupun demikian, pelatih Shin mengatakan dirinya tidak terlalu terpengaruh dengan kesuksesan tersebut, dan memfokuskan diri pada persiapan timnas Indonesia. "Saya tidak terlalu memikirkan itu, karena saya sekarang di sini menjadi pelatih tim nasional Indonesia U-20. Jadi sekarang ini bukan lagi tentang tim nasional Korea Selatan lagi, tapi tentang timnas Indonesia," kata pelatih Shin pada konferensi pers setelah pertandingan melawan Suriah, di Stadion Lokomotiv Tashkent, Sabtu (4/3) silam.
Baca juga: PSSI dorong maksimal satu pemain naturalisasi di klub
Baca juga: Klub Liga 1 sepakat kompetisi penuh dengan "play-off"
Berbagai persiapan telah dilakukan pelatih Shin, staf kepelatihan, dan terutama para pemain untuk menghadapi partai berat melawan tuan rumah. Kemenangan tentu sangat didambakan oleh mereka dan segenap pecinta sepak bola Indonesia, namun jika pun kemenangan belum bisa didapat dan mereka gagal lolos ke perempat final, setidaknya jika mereka dapat memainkan permainan yang baik dan meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri, mungkin publik sepak bola tanah air masih dapat tersenyum tipis.
Untungnya pada pertandingan kedua yang dimainkan pada Sabtu (4/3), tim asuhan Shin Tae Yong itu mampu berbenah. Penyerang Hokky Caraka mencetak gol penting pada menit ke-34 dengan gaya penyelesaian khas pemain Belanda Arjen Robben dengan gerakan memotongnya, dan kiper Daffa Fasya tampil gemilang di bawah mistar gawang untuk membantu mengamankan kemenangan 1-0 atas Suriah.
Setelah memainkan dua laga di ibukota Uzbekistan, Tashkent, timnas Indonesia U-20 akan memainkan laga pamungkas fase grup menghadapi tuan rumah di kota Fergana pada Selasa (7/3). Kemenangan atas Uzbekistan menjadi kunci lolosnya Indonesia ke perempat final.
Saat ini Indonesia menghuni posisi ketiga klasemen sementara Grup A dengan tiga poin, jumlah poin itu sama dengan milik Irak namun Irak unggul selisih gol. Sedangkan posisi teratas dikuasai Uzbekistan dengan enam poin, dan posisi juru kunci diduduki oleh Suriah dengan nol poin.
Skenario pertama Indonesia lolos ke perempat final adalah Indonesia mengalahkan Uzbekistan, sedangkan Irak bermain imbang dengan Suriah. Jika hal itu terjadi, Indonesia dan Uzbekistan akan sama-sama mengoleksi enam poin dan melaju ke putaran selanjutnya, sedangkan Irak mengakhiri fase grup dengan koleksi empat poin, dan Suriah tiga poin.
Skenario berikutnya adalah Indonesia bermain imbang dengan Uzbekistan, sedangkan Suriah mampu mengalahkan Irak. Jika hal itu terjadi, maka Uzbekistan memiliki tujuh poin, Indonesia memiliki empat poin, dan keduanya berhak lolos ke fase gugur. Sedangkan Irak memiliki tiga poin dan Suriah memiliki tiga poin. Namun penentuan tim yang lolos dari fase grup pada Piala Asia U-20 juga memiliki cara lain jika terdapat dua atau tiga tim dengan jumlah poin yang sama.
Dalam regulasinya, AFC menetapkan penentuan tim yang lolos dari fase grup jika ada dua atau tiga tim yang sama, adalah dengan head to head dari tim yang poinnya sama, dan kedua selisih gol dan mencetak gol dari penghitungan head to head antara tim dengan koleksi poin yang sama. Dengan demikian, Indonesia harus menang minimal dengan keunggulan dua gol atas Uzbekistan untuk dapat melaju ke perempat final.
Tak mudah hadapi Uzbekistan
Tugas pelatih Shin semakin berat karena lawan terakhir ini adalah Uzbekistan. Selain diuntungkan dengan faktor menjadi tuan rumah, Uzbekistan sejauh ini tampil bagus di fase grup dengan memukul Suriah 2-0, serta menaklukkan Irak dengan skor 1-0.
Uzbekistan juga tampil mentereng saat berpartisipasi pada kualifikasi Piala Asia U-20. Meski poin mereka tidak diperhitungkan, namun anak-anak asuh pelatih Timur Kapadze memenangi semua pertandingan yang mereka ikuti di Grup A, dengan memukul Maladewa 7-0, menang 3-0 atas Myanmar, menang 2-1 atas Arab Saudi, dan menang 2-1 atas China. Dengan total koleksi 14 gol dan hanya kemasukan dua kali selama berpartisipasi di fase grup tersebut.
Secara sejarah, prestasi terbaik Uzbekistan pada gelaran Piala Asia U-19, sebelum berubah menjadi Piala Asia U-20, adalah menjadi runner up pada 2008. Setelah itu pada keikut sertaan setelahnya, selain pada 2018 ketika mereka tidak lolos putaran final, Uzbekistan selalu berhasil lolos fase grup dan mencapai perempat final atau semifinal.
Indonesia kerap mengalami kesulitan saat bertemu Uzbekistan. Pertemuan terakhir di level senior adalah pada PSSI Anniversary Cup 2018 silam, ketika itu timnas U-23 Indonesia ditahan imbang tanpa gol oleh Uzbekistan pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.
Sedangkan pada Piala Asia U-19 2014, Indonesia dihajar 1-3 oleh Uzbekistan pada fase grup. Pada kategori lebih junior, yakni Piala Asia U-16 2010 yang digelar di Uzbekistan, tuan rumah menang 3-0 atas Indonesia, juga di fase grup.
Pengalaman manis Shin Tae Yong
Selain adagium bola itu bundar, yang kerap diterjemahkan sebagai tidak ada yang pasti sebelum peluit akhir ditiupkan pada pertandingan sepak bola, timnas Indonesia U-20 memiliki modal bagus dalam pengalaman manis pelatih Shin Tae Yong saat berhadapan dengan Uzbekistan.
Saat masih menangani timnas Korea Selatan U-23 pada gelaran Piala Asia 2016, pelatih Shin saat itu mampu membawa timnya mempecundangi Uzbekistan dengan skor 2-1 pada pertandingan kedua fase grup. Saat itu Korea Selatan berhasil melaju sampai ke final sebelum takluk 2-3 dari Jepang di partai pamungkas, sedangkan Uzbekistan gagal lolos dari grup.
Walaupun demikian, pelatih Shin mengatakan dirinya tidak terlalu terpengaruh dengan kesuksesan tersebut, dan memfokuskan diri pada persiapan timnas Indonesia. "Saya tidak terlalu memikirkan itu, karena saya sekarang di sini menjadi pelatih tim nasional Indonesia U-20. Jadi sekarang ini bukan lagi tentang tim nasional Korea Selatan lagi, tapi tentang timnas Indonesia," kata pelatih Shin pada konferensi pers setelah pertandingan melawan Suriah, di Stadion Lokomotiv Tashkent, Sabtu (4/3) silam.
Baca juga: PSSI dorong maksimal satu pemain naturalisasi di klub
Baca juga: Klub Liga 1 sepakat kompetisi penuh dengan "play-off"
Berbagai persiapan telah dilakukan pelatih Shin, staf kepelatihan, dan terutama para pemain untuk menghadapi partai berat melawan tuan rumah. Kemenangan tentu sangat didambakan oleh mereka dan segenap pecinta sepak bola Indonesia, namun jika pun kemenangan belum bisa didapat dan mereka gagal lolos ke perempat final, setidaknya jika mereka dapat memainkan permainan yang baik dan meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri, mungkin publik sepak bola tanah air masih dapat tersenyum tipis.