London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Jumat waktu setempat (10/3/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 1,67 persen atau 131,63 poin menjadi menetap di 7.748,35 poin.
 

Indeks FTSE 100 terpangkas 0,63 persen atau 49,94 poin menjadi 7.879,98 poin pada Kamis (9/3/2023), setelah menguat 0,13 persen atau 10,44 poin menjadi 7.929,92 poin Rabu (8/3/2023), dan tergerus 0,13 persen atau 10,31 poin menjadi 7.919,48 poin pada Selasa (7/3/2023).

Dari 100 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya tujuh saham yang berhasil mencatat keuntungan, sementara 93 saham lainnya menderita kerugian.

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika dan menyediakan solusi end-to-end
buat perdagangan kebutuhan pokok secara daring Ocado Group PLC terpuruk 6,53 persen; serta perusahaan investasi ekuitas swasta yang berfokus pada penyediaan modal Intermediate Capital Group PLC anjlok 6,44 persen.

Baca juga: Saham Jerman berbalik melemah, indeks tergelincir 1,31 persen
Baca juga: Saham Prancis rugi hari keempat, indeks jatuh 1,30 persen

Sementara itu, Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia terangkat 1,38 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan pertambangan logam mulia Meksiko yang didirikan di Inggris Raya dan berkantor pusat di Mexico City, Fresnillo PLC, terdongkrak 1,35 persen; serta perusahaan induk telekomunikasi multinasional Inggris BT Group PLC menguat 0,71 persen.

 


Pewarta : Apep Suhendar
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024