Sentani (ANTARA) - Mengamati burung atau birdwatching merupakan salah satu jenis rekreasi dengan bentuk kegiatan di alam bebas yang sangat mengasyikkan. Birdwatching atau juga disebut birding selama ini mampu memikat wisatawan, terutama turis mancanegara.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura, Papua, menyebutkan birdwatching atau pengamatan burung Cenderawasih merupakan wisata unggulan berbasis lingkungan yang banyak digemari wisatawan mancanegara.
“Objek wisata unggulan Kabupaten Jayapura yakni Birdwatching Isyo Hill's di Kampung Rephang Muaif, Distrik Nimbokrang,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jayapura Ted Mokay.
Mengamati burung di alam bebas dapat dinikmati dengan mata telanjang, menggunakan alat bantu seperti teleskop atau teropong binokular, atau sekadar mendengarkan suara burung.
Objek wisata unggulan di daerah ini memang turisme berbasis lingkungan karena memiliki potensi alam yang indah dan beraneka ragam.
Pengunjung di Birdwatching Isyo Hill's Kampung Rephang Muaif ini didominasi oleh wisatawan mancanegara dan selama ini tidak pernah sepi pengunjung atau tak mengenal musim.
Sebagai bentuk dukungan, Dinas Pariwisata Jayapura telah membantu melengkapi sarana prasarana penunjang, seperti menara pandang burung Cenderawasih dan penginapan.
Birdwatching Isyo Hill's Rhepang Muaif merupakan hutan adat dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kawasan ini merupakan habitat bagi setidaknya enam jenis burung cendrawasih.
Yayasan WWF Indonesia wilayah Papua menyebutkan Birdwatching Isyo Hill's Rhepang Muaif di Kabupaten Jayapura termasuk dalam Indigenous and Community Conserved Area (ICCA) atau Kawasan Konservasi Masyarakat Adat dan Komunitas.
“Kami melihat keterlibatan masyarakat adat, perempuan, dan pemuda dalam pengelolaan ekowisata. Itu merupakan kolaborasi yang baik untuk pembangunan berkelanjutan guna melestarikan keanekaragaman hayati,” kata Wika Rumbiak, Papua Program Manager yayasan itu.
Praktik perlindungan sumber daya alam dan lingkungan berbasis kearifan serta nilai-nilai lokal berdasarkan inisiatif komunitas terlihat di kawasan Birdwatching Rhepang Muaif.
Melalui perlindungan masyarakat adat, pendanaan yang berkelanjutan, pengembangan sektor wisata, hingga pengembangan hasil hutan bukan kayu yang berkelanjutan, bertitik berat pada tujuan menjaga keutuhan hutan alam.
Yayasan itu pada program Papua secara berkesinambungan bekerja bersama dengan masyarakat adat, pemerintah daerah, universitas, serta mitra pembangunan lainnya untuk perlindungan keanekaragaman hayati, baik flora dan fauna.
Noken Park
Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam waktu tidak lama lagi bakal membangun Noken Park di lokasi pos pemantauan burung Cendrawasih atau yang dikenal dengan Birdwatching Isyo Hill’s di Kampung Rephang Muaif, Distrik Nimbokrang.
Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengatakan salah satu objek wisata unggulan daerah ini yang terkenal hingga mancanegara yakni Birdwatching Isyo Hill’s. Oleh karena itu pemda menilai penting memberi perhatian pada objek wisata tersebut.
Pemkab akan membangun sebuah taman di lokasi Birdwatching Isyo Hill’s dan memberinya nama Noken Park.
Menurut Triwarno, Birdwatching Isyo Hill’s merupakan hutan adat dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kawasan ini merupakan habitat bagi burung Cendrawasih.
Pemerintah daerah setempat memberikan apresiasi kepada Alex Waisimon selaku pengelola, yang merupakan masyarakat adat setempat dan telah memperkenalkan wisata Kabupaten Jayapura kepada dunia.
Bupati menjelaskan sebagai bentuk dukungan serta perhatian pemerintah maka akan segera dibangun Noken Park dan juga gorong-gorong masuk ke kawasan tersebut.
Keberadaan pos pantau burung Cendrawasih ini memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat adat selain juga perbaikan lingkungan hutan.
Pj. Bupati Triwarno menambahkan fokus pemerintah saat ini yakni peningkatan produktivitas masyarakat melalui sektor-sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Jayapura.
Sekolah alam
Membangun Sekolah alam adalah salah satu cita-cita lama Alex Waisimon. Gagasan itu telah dimulai sejak tahun 2015, dan secara perlahan sekolah ini dibangun menyesuaikan kondisi keuangan.
Selain itu, pada tahun 2020 kelompok Isyo Hills menjadi sebuah lembaga yang berbadan hukum bernama Koperasi Jasa Yombe Yawa Datum. Dalam bahasa Genyem, Yombe berarti milik kita, sementara Yawa Datum berarti sedang tumbuh.
Keberadaan koperasi tersebut diharapkan menjadi wadah usaha milik bersama yang terus tumbuh dan memberi manfaat bagi banyak orang dengan usaha jasa lingkungan ekowisata.
Untuk penguatan koperasi dan memajukan kegiatan ekowisata di wilayah tersebut maka pengurus koperasi meneruskan inisiatif sekolah alam atau nature school yang dinamai Sekolah Alam Yombe Yawa Datum.
Salah satu tujuan sekolah alam adalah menggalang sumber daya pengetahuan dan pengembangan produk untuk mendukung kegiatan ekowisata. Sekolah alam didedikasikan bukan hanya untuk orang di kampung Rhepang Muaif, melainkan untuk semua orang. Orang Papua boleh datang dan belajar dari alam.
Sekolah Alam Yombe Yawa Datum kini sudah mulai berjalan, sudah ada satu perpustakaan dan implementasi pengajaran di tiga kelas, yaitu Kelas Noken, Kelas Bahasa Inggris, dan Kelas Bahasa Namblong.
Sekolah ini nantinya akan memberikan banyak pembelajaran bukan hanya belajar dalam pelajaran seperti biasanya, melainkan akan memberikan wawasan tentang lingkungan, tumbuhan, hewan, juga pengetahuan lainnya.
Belajar tentang kekayaan alam, pertanian, apotek hidup, bahasa juga budaya, Sekolah Alam Yombe Yawa Datum, melibatkan banyak sukarelawan, seperti dari Uncen dan komunitas Earth Hour Papua.
Hingga kini Yayasan WWF Indonesia masih bekerja sama dengan masyarakat di Rhepang Muaif. Yayasan berjaringan global tersebut terus mendorong dan mengembangkan pelestarian alam berbasis masyarakat.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, usaha ekowisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata telah memberikan berbagai bantuan bagi pengelola.
Baca juga: Menparekraf dukung pengembangan pedoman destinasi wisata aman bencana
Baca juga: Revitalisasi Candi Muaro Jambi harmonisasikan cagar budaya dengan alam
Yayasan WWF Indonesia mengupayakan penggalangan dana publik untuk masyarakat Rhepang Muaif. Dana tersebut kemudian dihibahkan dalam bentuk insentif pengolahan lahan kebun dan bibit sayur dan tanaman lain saat pandemi.
Birdwatching Isyo Hill’s Rhepang Muaif merupakan contoh nyata bahwa kegigihan dan kolaborasi masyarakat dapat mengubah kawasan yang pernah begitu terdegradasi, kembali menjadi kawasan yang memberikan manfaat tak terhingga bagi mereka yang setia merawatnya.