Jakarta (ANTARA) - Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai porsi kepemilikan Grup Softbank di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), yang cukup besar menunjukkan adanya keyakinan atau kepercayaan perusahaan investasi tersebut terhadap GoTo.
"Dengan kepemilikan di GoTo yang masih besar, sebetulnya masih menunjukkan keyakinan atau kepercayaan Softbank terhadap GoTo ke depannya," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Valdy mengatakan keberadaan investor besar, terutama yang fokus investasi pada startup bisa menjadi salah satu faktor yang menjaga keyakinan pelaku pasar terhadap GoTo. Terkait aksi penjualan oleh Softbank terhadap saham GoTo belakangan ini, Valdy menilai hal tersebut tidak terlepas dari penguatan harga saham GoTo yang cukup signifikan. "Ada juga kemungkinan penjualan dilakukan sejalan dengan pergerakan harga saham GoTo yang cenderung menguat sejak akhir Desember 2022 hingga awal Maret 2023 kemarin," ujarnya.
Menurut dia, sebenarnya aksi penjualan sebagian portofolio investasi oleh Softbank terjadi serempak di sejumlah perusahaan unggulan, seperti perusahaan perangkat lunak untuk seluler berbasis di Swedia, Sinch, Uber, Fortress Investment Group, serta perusahaan aggregator asuransi, PolicyBazaar.
Lanjut dia, penjualan saham juga dilakukan Softbank atas kepemilikan mereka di Paytm, Delhivery, dan Alibaba, terutama terjadi dalam rangka menghadapi penutupan tahun fiskal perusahaan-perusahaan Jepang yang berakhir pada 31 Maret 2023.
"Memang tidak harus selalu seperti itu (lepas kepemilikan saham). Akan tetapi, memang ada kemungkinan aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari aksi strategis terkait kinerja/ laporan keuangan tahun buku 2022," ujar Valdy. Dia menjelaskan langkah Softbank dalam mengubah komposisi portofolio mereka merupakan langkah wajar, yang mana divestasi saham GoTo oleh Softbank pun diserap oleh investor asing maupun lokal.
Baca juga: Pameran kerajinan tangan INACRAFT meluncurkan platform digital
Baca juga: Tokopedia buka peluang UMKM pasar nasional
Dia menyebut saham GoTo tetap menjadi incaran asuransi, dana pensiun, perusahaan serta institusi lain, yang menegaskan tingginya kepercayaan investor akan potensi dan prospek bisnis GoTo. Softbank sebagai perusahaan investasi yang dipimpin Masayoshi Son mendivestasi sekitar 10 persen dari kepemilikan mereka pada GoTo, atau kurang dari 1 persen dari seluruh saham beredar GoTo, sehingga Softbank masih tercatat bagian dari pemilik saham di atas 5 persen pada kuartal I 2023.
Pada akhir kuartal I 2023, tercatat kepemilikan saham Grup Softbank di GOTO melalui SVF GT Subco sebanyak 7,79 persen atau berkurang 0,9 persen dari seluruh saham beredar GOTO, dibandingkan 8,70 persen pada akhir 2022. Kepemilikan sebesar 7,79 persen tersebut setara 92,290 miliar saham atau setara Rp8,7 triliun dengan asumsi harga Rp94 per saham pada penutupan perdagangan Senin (10/4/2023).
"Dengan kepemilikan di GoTo yang masih besar, sebetulnya masih menunjukkan keyakinan atau kepercayaan Softbank terhadap GoTo ke depannya," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Valdy mengatakan keberadaan investor besar, terutama yang fokus investasi pada startup bisa menjadi salah satu faktor yang menjaga keyakinan pelaku pasar terhadap GoTo. Terkait aksi penjualan oleh Softbank terhadap saham GoTo belakangan ini, Valdy menilai hal tersebut tidak terlepas dari penguatan harga saham GoTo yang cukup signifikan. "Ada juga kemungkinan penjualan dilakukan sejalan dengan pergerakan harga saham GoTo yang cenderung menguat sejak akhir Desember 2022 hingga awal Maret 2023 kemarin," ujarnya.
Menurut dia, sebenarnya aksi penjualan sebagian portofolio investasi oleh Softbank terjadi serempak di sejumlah perusahaan unggulan, seperti perusahaan perangkat lunak untuk seluler berbasis di Swedia, Sinch, Uber, Fortress Investment Group, serta perusahaan aggregator asuransi, PolicyBazaar.
Lanjut dia, penjualan saham juga dilakukan Softbank atas kepemilikan mereka di Paytm, Delhivery, dan Alibaba, terutama terjadi dalam rangka menghadapi penutupan tahun fiskal perusahaan-perusahaan Jepang yang berakhir pada 31 Maret 2023.
"Memang tidak harus selalu seperti itu (lepas kepemilikan saham). Akan tetapi, memang ada kemungkinan aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari aksi strategis terkait kinerja/ laporan keuangan tahun buku 2022," ujar Valdy. Dia menjelaskan langkah Softbank dalam mengubah komposisi portofolio mereka merupakan langkah wajar, yang mana divestasi saham GoTo oleh Softbank pun diserap oleh investor asing maupun lokal.
Baca juga: Pameran kerajinan tangan INACRAFT meluncurkan platform digital
Baca juga: Tokopedia buka peluang UMKM pasar nasional
Dia menyebut saham GoTo tetap menjadi incaran asuransi, dana pensiun, perusahaan serta institusi lain, yang menegaskan tingginya kepercayaan investor akan potensi dan prospek bisnis GoTo. Softbank sebagai perusahaan investasi yang dipimpin Masayoshi Son mendivestasi sekitar 10 persen dari kepemilikan mereka pada GoTo, atau kurang dari 1 persen dari seluruh saham beredar GoTo, sehingga Softbank masih tercatat bagian dari pemilik saham di atas 5 persen pada kuartal I 2023.
Pada akhir kuartal I 2023, tercatat kepemilikan saham Grup Softbank di GOTO melalui SVF GT Subco sebanyak 7,79 persen atau berkurang 0,9 persen dari seluruh saham beredar GOTO, dibandingkan 8,70 persen pada akhir 2022. Kepemilikan sebesar 7,79 persen tersebut setara 92,290 miliar saham atau setara Rp8,7 triliun dengan asumsi harga Rp94 per saham pada penutupan perdagangan Senin (10/4/2023).