Kupang (ANTARA) - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) asimilasi luar tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, berhasil memanen 1.892 ekor ayam broiler yang telah berumur 35 hari.

Kepala Lapas Kelas IIB Atambua Edwar Hadi yang dihubungi di Atambua, Rabu (12/4) malam mengatakan ribuan ekor ayam yang dipanen itu merupakan hasil budidaya dari bibit ayam potong yang dilakukan pada Januari 2023.

Edwar mengatakan program budidaya ayam potong tersebut sebagai salah satu kegiatan pembinaan kemandirian dalam bidang peternakan yang dikerjakan oleh tiga orang narapidana asimilasi luar tembok Lapas tersebut.

Ketiga WBP asimilasi tersebut mengikuti pelatihan beternak ayam broiler yang didampingi oleh Petugas Pengelola Kegiatan Kerja, Fahmi Arzad. Dia menjelaskan bahwa perawatan ayam broiler kali ini mengkonsumsi pakan 182 zak selama 35 hari dan menghasilkan berat rata-rata 2.770 kilogram per ekor serta total daging keseluruhan 5.218 kilogram.

Pengelolaan budidaya ternak ayam potong tersebut bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta yang selama ini membantu bibit ayam itu. Menurut dia, konvensi feed conversion ratio (FCR) -0,055 menunjukkan perbandingan antara jumlah pakan 1 kilogram yang dikonsumsi ayam untuk menghasilkan berat badan 1 kilogram yang sesuai keinginan pasar dan akan langsung didistribusikan ke pasar.

“Pelaksanaan pelatihan kerja ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman kerja yang berkompeten. Selanjutnya Warga binaan akan diberikan sertifikat beternak ayam agar dapat melanjutkan usaha ini ketika bebas WBP sebagai bekal mencari kerja atau ingin berwirausaha secara mandiri,” ujar dia.

Baca juga: Info BMKG Kupang ingatkan warga pesisir pantai waspada cuaca ekstrem
Baca juga: NTT bentuk posko siaga darurat antisipasi badai bibit Siklon

Dia juga berharap agar pelaksanaan panen ayam ternak itu dapat meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan memberikan pengalaman kerja yang berkompeten bagi para narapidana asimilasi luar tembok.


 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024