Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pasar tumpah malam menjelang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah mulai muncul di area parkir pertokoan Kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dan ramai dikunjungi para pembeli yang mencari pakaian Lebaran 2023.

"Kami berjualan hingga malam Lebaran atau takbiran," kata Nurhayati salah satu pedagang di pasar tumpah malam di Praya, Selasa.

Para pedagang pakaian dan sandal tersebut memang setiap tahun menjelang Lebaran selalu berjualan di malam hari, sedangkan untuk pagi harinya mereka berjualan di Pasar Tradisional Renteng, Kecamatan Praya.

"Pagi kita jualan di Pasar Renteng, kalau malam baru di sini, area parkir pertokoan," katanya.

Harga pakaian yang dijual bervariasi mulai dari Rp25 ribu hingga Rp200 ribu atau tergantung dari ukuran dan kualitas serta hasil tawar menawar dengan para pembeli.

"Semua jenis pakaian kita jual untuk anak-anak maupun orang dewasa," katanya.

Sementara itu, salah seorang pembeli asal Praya, Ara Jumita mengatakan, dirinya sengaja datang di pasar malam untuk membeli kebutuhan pakaian lebaran bagi anaknya. Selain itu, harga pakaian yang dijual bisa ditawar tidak seperti membeli pakaian di Toko.

"Kalau di sini harga bisa kita tawar sesuai kemampuan dan pilihan juga cukup banyak," katanya.

Sementara itu, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Tengah menyatakan, pertumbuhan UMKM pada bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah cukup tinggi atau mencapai ribuan.

"Sekitar 10.000 UMKM baru yang muncul di bulan Ramadhan," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Tengah, Ikhsan.

Beberapa UMKM baru yang mulai menjamu di bulan Ramadhan 1444 Hijriah atau yang tidak pernah dibayangkan itu adalah penjual kelapa muda yang terlihat hampir ada di setiap ruas jalan di Lombok Tengah. Selain itu, penjual takjil dan pakaian di beberapa titik atau di lokasi yang strategis di wilayah Lombok Tengah.

"Artinya Ramadhan membawa berkah bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan omzet mereka," katanya.

Selain, para pemuda juga telah mulai ikut untuk menjadi pelaku UMKM langsung, sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah ini bisa meningkatkan.

Ia juga berharap, supaya masyarakat bisa terus melanjutkan usahanya atau tidak hanya berjualan pada bulan Ramadhan.

"UMKM ini menjadi sektor pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah," katanya.

Sementara itu, jumlah UMKM di Lombok Tengah sesuai dengan hasil pendaftaran sistem informasi data terpadu (SIDT) yang telah dilakukan di 2022 itu mencapai 75 ribu UMKM yang tersebar di 139 desa di 12 kecamatan.

"Data UMKM kita saat ini tidak ada yang tumpang tindih, tapi menggunakan satu data," katanya.

 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024