London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin waktu setempat (24/4/2023), menghentikan reli selama dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,02 persen atau 1,93 poin menjadi menetap di 7.912,20 poin.
Indeks FTSE 100 bertambah 0,15 persen atau 11,52 poin menjadi 7.914,13 poin pada Jumat (21/4/2023), setelah terkerek 0,05 persen atau 3,84 poin menjadi 7.902,61 poin pada Kamis (20/4/2023), dan merosot 0,13 persen atau 10,67 poin menjadi 7.898,77 poin pada Rabu (19/4/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk penjualan daring kebutuhan makanan pokok Ocado Group PLC terpuruk 2,13 persen; serta perusahaan investasi global yang mencari bisnis kuat dengan pengembalian di atas rata-rata, Scottish Mortgage Investment Trust PLC jatuh 1,83 persen.
Sementara itu, Abrdn PLC, sebuah perusahaan investasi yang menawarkan rangkaian lengkap ekuitas pasar negara maju dan berkembang serta pendapatan tetap meningkat 1,93 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Baca juga: Saham Jerman berbalik melemah, indeks merosot 0,11 persen
Baca juga: Saham Prancis finis di zona merah, indeks terkikis 0,04 persen
Disusul oleh saham perusahaan layanan pos dan kurir multinasional Inggris International Distributions Services PLC yang bertambah 1,52 persen; serta perusahaan operator rantai toko ritel yang menjual pakaian olahraga dan santai bermerek JD Sports Fashion PLC menguat 1,42 persen.