Makassar (ANTARA) - Sejumlah pengusaha makanan khas disebut “tenteng” dari Kawasan Wisata Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, meraup untung hingga puluhan juta rupiah selama libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Salah satunya ialah produksi tenteng berlabel “Ayu Kesya” yang berhasil memperoleh omzet sebanyak Rp20 juta lebih sejak libur lebaran pada Sabtu hingga Rabu siang (22-26/04).

Pengelola UKM Ayu Kesya bernama Suriani saat ditemui di tokonya, Malino Gowa, menyampaikan libur lebaran tahun 2023 terbilang menguntungkan bagi para pedagang tenteng karena banyak kunjungan dari berbagai wisatawan antardaerah hingga provinsi. “Tahun lalu tidak sebanyak ini, orang yang datang ke Malino, ini saja penghasilan bisa lebih meningkat,” ujarnya.

Alhasil, omzet yang biasanya hanya Rp1,5 juta per hari, kini bisa mencapai Rp7-10 juta per hari. Penjualan panganan khas asal Malino, Kabupaten Gowa ini memang menjadi buah tangan setiap pelancong yang datang ke daerah dingin tersebut.

Perusahaan Ayu Kesya mampu menghabiskan sekitar 1 karung kacang dalam sehari selama libur lebaran, sementara gula sekitar 50 kg, termasuk untuk produksi dodol Malino dan kue baje Wajo.

“Tamu masih terus datang, kemungkinan sampai Minggu (30/04). Kita harap omzet semakin bertambah karena omzet di akhir pekan biasanya lima juta sampai sepuluh juta rupiah,” ujar Suriani yang kerap disapa Ani.

Baca juga: Papua Youth Creative Hub buka kafe khas Papua
Baca juga: Mencicipi kuliner ala Sumatera saat mudik Lebaran

Banyaknya wisatawan juga mengharuskan UKM Ayu Kesya menambah pekerjanya menjadi delapan orang, yang sebelumnya hanya sekitar 3-5 orang. Suriani mengatakan sejumlah pelanggan menghendaki pengiriman tenteng ke daerah hingga keluar kota, hanya saja biaya ongkos kirim terbilang lebih besar dibanding harga “tenteng”, sehingga panganan yang terbuat dari bahan gula merah dan kacang tersebut hanya dijajakan hingga Kabupaten Maros, Sulsel. “Tamu luar kota banyak, ada beberapa yang mau beli tapi susah pengiriman karena lebih mahal ongkos kirimnya,” kata Ani.

Ani juga mengemukakan bahwa pendapatan bagi pengusaha kue “tenteng” juga terbilang baik selama bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah karena pengunjung tidak pernah sepi, dan yang datang kebanyakan masyarakat non Muslim yang turut memanfaatkan libur di bulan puasa itu.
  Proses packaging tenteng produksi UKM Ayu Kesya di tokonya, Malino Gowa. ANTARA/Nur Suhra Wardyah

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024