Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera memang pengaman tanggul atau "riprap" di sepanjang Pantai Mapak Indah untuk mencegah terjadinya abrasi pantai akibat gelombang pasang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa, mengatakan, pemasangan riprap saat ini dalam tahap persiapan.
"Alat berat dan batu-batu besar yang akan disusun sudah siap di lokasi. Tinggal kita mulai," katanya.
Menurut dia, pengaman tanggul atau "riprap" ini berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak abrasi.
"Untuk pemasangan, kita sesuaikan dengan kondisi gelombang. Jadi kita bisa kerjakan pagi di bawah pukul 10.00 Wita, sore atau bahkan malam ketika gelombang landai seperti saat kita kerjakan riprap di Pantai Loang Baloq," katanya.
Dikatakan, dengan anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, maka panjang riprap yang akan dibangun di Mapak Indah sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 4-5 meter.
Sebenarnya, kata Miftahurrahman, sesuai dengan kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap atau tanggul yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah, dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki permukiman penduduk.
Hanya saja karena anggaran terbatas, pemasangan riprap akan dilakukan bertahap. Mungkin di APBD perubahan 2023, pihaknya bisa mengusulkan lagi anggaran pembuatan riprap atau diusulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.
Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan pengaman tanggul dengan metode riprap karena pada 25 Desember 2022, sekitar 29 kepala keluarga (KK) terdampak abrasi pantai dan belasan rumah warga hanyut terbawa gelombang pasang.
"Karena itulah, pemerintah kota harus bergerak cepat sebab masih banyak rumah-rumah warga di belakang rumah warga yang hanyut terbawa gelombang pasang," katanya.
Sementara Mustafa salah seorang warga di Mapak Indah, merasa senang karena Pemerintah Kota Mataram segera memasang riprap dengan menggunakan batu-batu besar.
"Penggunaan batu-batu besar ini jauh lebih efektif dibandingkan membuat tanggul dengan batu kecil karena sangat mudah tergerus gelombang," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Selasa, mengatakan, pemasangan riprap saat ini dalam tahap persiapan.
"Alat berat dan batu-batu besar yang akan disusun sudah siap di lokasi. Tinggal kita mulai," katanya.
Menurut dia, pengaman tanggul atau "riprap" ini berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak abrasi.
"Untuk pemasangan, kita sesuaikan dengan kondisi gelombang. Jadi kita bisa kerjakan pagi di bawah pukul 10.00 Wita, sore atau bahkan malam ketika gelombang landai seperti saat kita kerjakan riprap di Pantai Loang Baloq," katanya.
Dikatakan, dengan anggaran yang tersedia saat ini Rp200 juta, maka panjang riprap yang akan dibangun di Mapak Indah sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 4-5 meter.
Sebenarnya, kata Miftahurrahman, sesuai dengan kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap atau tanggul yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah, dengan memprioritaskan wilayah yang memiliki permukiman penduduk.
Hanya saja karena anggaran terbatas, pemasangan riprap akan dilakukan bertahap. Mungkin di APBD perubahan 2023, pihaknya bisa mengusulkan lagi anggaran pembuatan riprap atau diusulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.
Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan pengaman tanggul dengan metode riprap karena pada 25 Desember 2022, sekitar 29 kepala keluarga (KK) terdampak abrasi pantai dan belasan rumah warga hanyut terbawa gelombang pasang.
"Karena itulah, pemerintah kota harus bergerak cepat sebab masih banyak rumah-rumah warga di belakang rumah warga yang hanyut terbawa gelombang pasang," katanya.
Sementara Mustafa salah seorang warga di Mapak Indah, merasa senang karena Pemerintah Kota Mataram segera memasang riprap dengan menggunakan batu-batu besar.
"Penggunaan batu-batu besar ini jauh lebih efektif dibandingkan membuat tanggul dengan batu kecil karena sangat mudah tergerus gelombang," katanya.