Jakarta (ANTARA) - Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC)/Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke-22 turut membahas pilar ekonomi hingga keanggotaan penuh Timor Leste.
"Ada beberapa hal yang penting, yaitu bagaimana kami mempersiapkan laporan untuk kepala negara dari ASEAN khususnya terkait dengan pilar ekonomi. Jadi, pilar ekonomi kan sangat ekstensif cakupannya banyak sekali sejak berdiri 2015 pembentukan MEA yang pertama, kemudian diikuti blue print yang kedua dari 2015 sampai 2025," ujar Djatmiko, usai Prep-SEOM for 22nd AECC Meeting, di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan pertemuan tersebut sekaligus mereviu dan memperbarui capaian-capaian yang harus dilaksanakan sesuai dengan ASEAN Economic Blue Print 2025.
Selanjutnya, kata dia, juga membahas progres dari penyiapan ASEAN Post-2025 Vision. "Jadi, ASEAN perlu membuat satu roadmap satu masterplan untuk ke depannya setelah 2025 selesai ini kan seperti apa. Jadi, kurang lebih akan menyusun kerangka kerja ASEAN untuk 10 tahun ke depan setelah 2025," ujar Djatmiko sebagai Chair of Prep-SEOM for 22nd AECC Meeting tersebut.
Selain itu, dia juga mengungkapkan dalam pertemuan itu turut membahas soal keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.
"Sebagaimana kita ketahui Timor Leste sudah dalam proses untuk menjadi full member dari kerja sama kawasan di ASEAN, tentunya ini memerlukan beberapa langkah-langkah yang lebih intensif bagi Timor Leste untuk bisa bergabung secara penuh mengikuti semua agenda-agenda khususnya dalam konteks integrasi ekonomi di ASEAN," kata dia.
Langkah intensif tersebut, termasuk pembangunan kapasitas atau capacity building agar nantinya Timor Leste bisa mengikuti dinamika dan perkembangan yang terjadi di ASEAN
"Jadi, kami juga membahas itu ada beberapa hal yang sudah disepakati sudah disusun dan sudah disetujui oleh para menteri termasuk yang kemarin di pertemuan Retreat ASEAN Economic Minister di Magelang bulan Maret yang lalu, yaitu mengenai salah satunya mengenai pengaturan-pengaturan bagaimana Timor Leste bisa mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan di ASEAN, khususnya di bawah pilar ekonomi dan juga roadmap ke depannya seperti apa yang harus mereka ikuti mereka persiapkan," ujar Djatmiko.
Adapun pertemuan AECC ke-22 di Jakarta pada 6-7 Mei 2023 merupakan rangkaian event menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023.
Baca juga: Kemenkumham NTT siapkan enam aplikasi perlintasan mendukung KTT ASEAN
"Ada beberapa hal yang penting, yaitu bagaimana kami mempersiapkan laporan untuk kepala negara dari ASEAN khususnya terkait dengan pilar ekonomi. Jadi, pilar ekonomi kan sangat ekstensif cakupannya banyak sekali sejak berdiri 2015 pembentukan MEA yang pertama, kemudian diikuti blue print yang kedua dari 2015 sampai 2025," ujar Djatmiko, usai Prep-SEOM for 22nd AECC Meeting, di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan pertemuan tersebut sekaligus mereviu dan memperbarui capaian-capaian yang harus dilaksanakan sesuai dengan ASEAN Economic Blue Print 2025.
Selanjutnya, kata dia, juga membahas progres dari penyiapan ASEAN Post-2025 Vision. "Jadi, ASEAN perlu membuat satu roadmap satu masterplan untuk ke depannya setelah 2025 selesai ini kan seperti apa. Jadi, kurang lebih akan menyusun kerangka kerja ASEAN untuk 10 tahun ke depan setelah 2025," ujar Djatmiko sebagai Chair of Prep-SEOM for 22nd AECC Meeting tersebut.
Selain itu, dia juga mengungkapkan dalam pertemuan itu turut membahas soal keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.
"Sebagaimana kita ketahui Timor Leste sudah dalam proses untuk menjadi full member dari kerja sama kawasan di ASEAN, tentunya ini memerlukan beberapa langkah-langkah yang lebih intensif bagi Timor Leste untuk bisa bergabung secara penuh mengikuti semua agenda-agenda khususnya dalam konteks integrasi ekonomi di ASEAN," kata dia.
Langkah intensif tersebut, termasuk pembangunan kapasitas atau capacity building agar nantinya Timor Leste bisa mengikuti dinamika dan perkembangan yang terjadi di ASEAN
"Jadi, kami juga membahas itu ada beberapa hal yang sudah disepakati sudah disusun dan sudah disetujui oleh para menteri termasuk yang kemarin di pertemuan Retreat ASEAN Economic Minister di Magelang bulan Maret yang lalu, yaitu mengenai salah satunya mengenai pengaturan-pengaturan bagaimana Timor Leste bisa mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan di ASEAN, khususnya di bawah pilar ekonomi dan juga roadmap ke depannya seperti apa yang harus mereka ikuti mereka persiapkan," ujar Djatmiko.
Adapun pertemuan AECC ke-22 di Jakarta pada 6-7 Mei 2023 merupakan rangkaian event menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023.
Baca juga: Kemenkumham NTT siapkan enam aplikasi perlintasan mendukung KTT ASEAN
Baca juga: PM Timor Leste dipastikan hadiri KTT ASEAN
Adapun pembahasan isu-isu tersebut nantinya akan dilaporkan kepada kepala negara di gelaran KTT ASEAN.
Adapun pembahasan isu-isu tersebut nantinya akan dilaporkan kepada kepala negara di gelaran KTT ASEAN.