Mataram (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan pembinaan kemandirian dengan pembekalan keterampilan kepada warga binaan berbagai jenis kerajinan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.

"Jumlah warga binaan kami di Lapas Perempuan saat ini tercatat 173 orang, termasuk tiga balita, anak bawaan warga binaan," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Mataram Dewi Andriani di Mataram, Rabu.

Pembinaan keterampilan ini, kata dia, sebanyak empat kali setahun dengan tujuan memberikan kesempatan kepada para warga binaan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi masa depan mereka.

Dewi menyebutkan beberapa jenis program pembinaan keterampilan seperti menjahit, tata boga, salon kecantikan, menenun, dan membatik bekerja sama dengan pihak ketiga, termasuk dari SMKN 5 Mataram untuk membatik.

Bahkan, saat ini pelatihan membatik dengan sistem ecoprint yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang ada di sekitar.

"Warga binaan bebas memilih jenis keterampilan apa yang akan mereka tekuni. Setelah bebas, mereka bisa mengembangkan keterampilan itu dan tidak kembali ke lapas," katanya.

Menurut dia, dari sekian banyak warga binaan Lapas Perempuan Mataram, sudah ada beberapa dari mereka yang berhasil, bahkan membuka usaha sendiri, salah satunya salon kecantikan.

Selain itu, apabila ada warga binaan pulang dengan pembebasan bersyarat, lanjut dia,pembinaan akan dilanjutkan oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas).

"Pembinaan dilanjutkan oleh Bapas hingga warga binaan bisa mandiri dan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Dari 173 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas III Mataram, kata dia, sebagian besar terlibat kasus narkoba. Selain itu, ada yang kasus pembunuhan, korupsi, judi, pencurian, penggelapan, aborsi, dan tindak pidana umum lainnya.

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024