Mataram (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat sudah berkoordinasi dengan Sekretariat Negara terkait usulan lima ekor sapi sebagai hewan kurban yang akan disumbangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Idul Adha 1444 Hijriah.
"Usulannya ada lima ekor, nanti semuanya diperiksa dulu baru dipilih satu ekor untuk jadi hewan kurban yang akan disumbangkan Presiden di Provinsi NTB," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB drh Khairul Akbar, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan sebanyak lima ekor sapi yang diusulkan tersebut seluruhnya jenis sapi eksotik atau yang bertubuh besar dengan berat minimal 800 kilogram per ekor.
Seluruh sapi tersebut merupakan milik para peternak yang diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota di NTB. Ada dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur.
Disnakeswan NTB, kata Khairul, terlebih dahulu bersurat ke kabupaten/kota untuk memberikan informasi mengenai data sapi eksotik yang memenuhi syarat sebagai hewan kurban yang akan disumbangkan Presiden Jokowi.
"Kami berkoordinasi dengan Disnakeswan Kabupaten/Kota terkait pengusulan hewan kurban Presiden. Pola seperti itu setiap tahun dilakukan dan tahun ini kebetulan sapinya semuanya dari Pulau Lombok yang diusulkan, dari Pulau Sumbawa tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi penanaman serentak rehabilitasi hutan mangrove
Menurut dia, tim Sekretariat Negara akan berkunjung ke NTB untuk melakukan pemeriksaan kondisi sapi yang diusulkan. Jika sudah ada pilihan, baru tim Disnakeswan NTB melakukan pemeriksaan kondisi fisik dan kesehatan sapi yang terpilih.
Setelah dinyatakan sehat dan layak untuk jadi hewan kurban, tim Sekretariat Negara yang membayar pembelian sapi tersebut langsung kepada peternak sesuai dengan kesepakatan harga.
"Harga hewan kurban Presiden jauh lebih mahal, dihitung Rp100 ribu per kilogram. Uangnya langsung dibayar ke peternak," ucap Khairul.
Ia menambahkan Presiden Joko Widodo selalu menyumbang hewan kurban ke seluruh provinsi setiap tahun. Masing-masing provinsi minimal satu ekor sapi jenis eksotik dengan berat bisa mencapai lebih dari 1 ton per ekor.
Pada Idul Adha 2022, lanjut Khairul, Presiden Joko Widodo menyumbang hewan kurban untuk NTB dengan berat mencapai 1,4 ton. Pada tahun sebelumnya juga menyumbang sapi kurban seberat 1,25 ton.
Baca juga: Panglima tegaskan penanaman mangrove bermanfaat aspek pertahanan
Sapi kurban sumbangan dari Presiden tersebut diserahkan ke kabupaten/kota secara bergiliran setiap tahunnya. Penyembelihan dilakukan setelah sholat Hari Raya Idul Adha dan disaksikan oleh Gubernur NTB atau yang mewakili bersama dengan bupati atau wali kota setempat.
"Jadi ada otoritas provinsi yang menentukan dibawa ke mana sapi kurban Presiden. Tapi prinsipnya bergilir, tahun lalu ke Kabupaten Sumbawa, tahun ini kemungkinan ke Kabupaten Dompu," ucap Khairul.
"Usulannya ada lima ekor, nanti semuanya diperiksa dulu baru dipilih satu ekor untuk jadi hewan kurban yang akan disumbangkan Presiden di Provinsi NTB," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB drh Khairul Akbar, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan sebanyak lima ekor sapi yang diusulkan tersebut seluruhnya jenis sapi eksotik atau yang bertubuh besar dengan berat minimal 800 kilogram per ekor.
Seluruh sapi tersebut merupakan milik para peternak yang diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota di NTB. Ada dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur.
Disnakeswan NTB, kata Khairul, terlebih dahulu bersurat ke kabupaten/kota untuk memberikan informasi mengenai data sapi eksotik yang memenuhi syarat sebagai hewan kurban yang akan disumbangkan Presiden Jokowi.
"Kami berkoordinasi dengan Disnakeswan Kabupaten/Kota terkait pengusulan hewan kurban Presiden. Pola seperti itu setiap tahun dilakukan dan tahun ini kebetulan sapinya semuanya dari Pulau Lombok yang diusulkan, dari Pulau Sumbawa tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi penanaman serentak rehabilitasi hutan mangrove
Menurut dia, tim Sekretariat Negara akan berkunjung ke NTB untuk melakukan pemeriksaan kondisi sapi yang diusulkan. Jika sudah ada pilihan, baru tim Disnakeswan NTB melakukan pemeriksaan kondisi fisik dan kesehatan sapi yang terpilih.
Setelah dinyatakan sehat dan layak untuk jadi hewan kurban, tim Sekretariat Negara yang membayar pembelian sapi tersebut langsung kepada peternak sesuai dengan kesepakatan harga.
"Harga hewan kurban Presiden jauh lebih mahal, dihitung Rp100 ribu per kilogram. Uangnya langsung dibayar ke peternak," ucap Khairul.
Ia menambahkan Presiden Joko Widodo selalu menyumbang hewan kurban ke seluruh provinsi setiap tahun. Masing-masing provinsi minimal satu ekor sapi jenis eksotik dengan berat bisa mencapai lebih dari 1 ton per ekor.
Pada Idul Adha 2022, lanjut Khairul, Presiden Joko Widodo menyumbang hewan kurban untuk NTB dengan berat mencapai 1,4 ton. Pada tahun sebelumnya juga menyumbang sapi kurban seberat 1,25 ton.
Baca juga: Panglima tegaskan penanaman mangrove bermanfaat aspek pertahanan
Sapi kurban sumbangan dari Presiden tersebut diserahkan ke kabupaten/kota secara bergiliran setiap tahunnya. Penyembelihan dilakukan setelah sholat Hari Raya Idul Adha dan disaksikan oleh Gubernur NTB atau yang mewakili bersama dengan bupati atau wali kota setempat.
"Jadi ada otoritas provinsi yang menentukan dibawa ke mana sapi kurban Presiden. Tapi prinsipnya bergilir, tahun lalu ke Kabupaten Sumbawa, tahun ini kemungkinan ke Kabupaten Dompu," ucap Khairul.