Mataram (ANTARA) - Tim SAR gabungan TNI, Polri, BPBD Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pencarian pemancing bernama Suryana (38) yang hilang tenggelam di Pantai Sekepung, Desa Tatar, Kecamatan Sekongkang, Sabtu.
"Aparat gabungan melakukan pencarian dari pesisir pantai, permukaan air dan penyelaman di sekitar lokasi kejadian," kata Kepala SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi di Mataram, Sabtu.
Peristiwa itu bermula ketika korban bersama mertuanya pergi memancing ikan di wilayah Pantai Sekepung. Setelah itu, tiba-tiba korban diterjang ombak dan terseret ke tengah laut hingga tenggelam.
"Saat memancing korban terseret arus ombak," katanya.
Melihat kejadian yang menimpa korban, mertuanya sempat berusaha memberikan pertolongan namun tidak berhasil. Ia meminta bantuan ke warga sekitar untuk melakukan pencarian, namun korban belum bisa ditemukan.
"Pencarian masih terus dilakukan dan dilanjutkan besok (21/5), semoga korban bisa segera ditemukan," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Barat para peralihan musim 2023.
"Kecepatan angin maksimum mencapai 40 kilometer per jam," kata Prakirawan Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Gede Dedy Krisnawan.
Potensi peningkatan kecepatan angin terjadi di sebagian wilayah di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur.
Selain itu, di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti atap rumah berterbangan, pohon tumbang dan kerusakan fasilitas umum lainnya," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang setinggi dua meter lebih di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat.
"Waspada dampak potensi gelombang di wilayah NTB yang mencapai dua meter lebih," katanya.
BMKG juga menyatakan kecepatan angin mencapai 27 knot dengan potensi tinggi gelombang di atas dua meter lebih di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.
"Warga yang ada di pesisir pantai wilayah NTB agar tetap waspada terhadap dampak gelombang," katanya.
"Aparat gabungan melakukan pencarian dari pesisir pantai, permukaan air dan penyelaman di sekitar lokasi kejadian," kata Kepala SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi di Mataram, Sabtu.
Peristiwa itu bermula ketika korban bersama mertuanya pergi memancing ikan di wilayah Pantai Sekepung. Setelah itu, tiba-tiba korban diterjang ombak dan terseret ke tengah laut hingga tenggelam.
"Saat memancing korban terseret arus ombak," katanya.
Melihat kejadian yang menimpa korban, mertuanya sempat berusaha memberikan pertolongan namun tidak berhasil. Ia meminta bantuan ke warga sekitar untuk melakukan pencarian, namun korban belum bisa ditemukan.
"Pencarian masih terus dilakukan dan dilanjutkan besok (21/5), semoga korban bisa segera ditemukan," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Barat para peralihan musim 2023.
"Kecepatan angin maksimum mencapai 40 kilometer per jam," kata Prakirawan Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Gede Dedy Krisnawan.
Potensi peningkatan kecepatan angin terjadi di sebagian wilayah di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur.
Selain itu, di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti atap rumah berterbangan, pohon tumbang dan kerusakan fasilitas umum lainnya," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang setinggi dua meter lebih di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat.
"Waspada dampak potensi gelombang di wilayah NTB yang mencapai dua meter lebih," katanya.
BMKG juga menyatakan kecepatan angin mencapai 27 knot dengan potensi tinggi gelombang di atas dua meter lebih di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.
"Warga yang ada di pesisir pantai wilayah NTB agar tetap waspada terhadap dampak gelombang," katanya.