Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jendral Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) Frengky Ong mengungkapkan bahwa PB ESI selalu membuka seleksi transparan untuk atlet-atlet yang berkompetisi di SEA Games.

PB ESI menutup kemungkinan persyaratan yang mengharuskan tim-tim profesional nomor perlombaan tertentu hanya berhak mendaftarkan satu atletnya menjadi kontingen buat Indonesia.

"Kami memperbolehkan atlet satu tim, beda tim atau all-star semua, prinsipnya bukan di situ tapi prinsipnya adalah siapapun yang mau menjadi bagian timnas harus mengikuti seleksi. Karena kami ingin transparan ketika pemilihan atlet," kata Frengky Ong saat dijumpai pewarta di Gandaria Office Tower 8, Jakarta, Sabtu.

Frengky Ong memberikan contoh keberhasilan tim Valorant yang bisa berprestasi di SEA Games Kamboja dengan proses seleksi yang terbuka dengan mengizinkan tim-tim profesional mendaftarkan berapa pun atletnya mengikuti seleksi. "Kami bisa membuktikan di Valorant (mengenai hasil seleksi yang membebaskan tim profesional). Kami bisa mendaptakan emas, bisa berprestasi. Satu tim, atau dua tim itu bukan konsennya PB ESI," ungkap Frengky.

Ia juga mengungkapkan membuka kemungkinan untuk tidak membiaskan gender dengan membuka seleksi cabang olahraga esport yang tidak mengharuskan kategori gender putra dan putri bisa mengikuti seleksi mix. "Kalau olahraga elektronik sudah melewati persyaratan gender. Siapapun boleh bertanding antara lelaki atau perempuan selama tidak disyaratkan untuk kategori pertandingan," kata Frengky.

Baca juga: Kecurangan justru picu PUBG Indonesia buktikan kemampuan
Baca juga: PB ESI nilai prestasi SEA Games hasil persiapan panjang

Indonesia menjadi juara umum esport di SEA Games Kamboja dan mendulang tinta emas di cabang esport usai meraih tiga medali emas dan dua medali perak. Tiga medali emas disumbangkan melalui nomor Valorant, PUBG Mobile team, dan Mobile Legends: Bang Bang womens team. Sementara dua medali perak dihasilkan oleh nomor PUBG Mobile individual dan Crossfire.



 

Pewarta : Fajar Satriyo
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024