Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyelidiki penyebab kebakaran sebuah gudang pemasok perabotan dapur di Jalan Ramayana, Kecamatan Cakranegara.
"Apa yang menjadi penyebab kebakaran ini apakah karena korsleting listrik atau lainnya, kami masih selidiki," kata Kepala Polresta Mataram Kombes Pol. Mustofa di Mataram, Selasa.
Dia mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki penyebab dari kebakaran ini dengan melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi.
"Jadi, ada satu orang yang mendiami tempat ini (gudang), dari yang bersangkutan nanti akan kami dalami. Untuk korban jiwa, nihil," ujarnya.
Insiden kebakaran ini terjadi pada Senin (21/5) sekitar pukul 24.00 Wita. Setelah api membesar, petugas kepolisian bersama pemadam kebakaran, TNI, Satpol-PP, dan warga sekitar turut membantu memadamkan api.
Kemudian api berhasil dipadamkan pada Selasa (22/5) sekitar pukul 03.30 Wita, berkat dukungan armada pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Polresta Mataram, Satbrimobda NTB, dan Ditsamapta Polda NTB.
Mustofa menyampaikan terkait penyebab api cepat menyebar melalap bangunan beserta seluruh isi gudang.
"Api cepat menyebar karena barang-barang yang ada dalam gudang lebih banyak terbuat dari plastik. Itu sekitar 85 persen isinya barang yang berbahan plastik," ucap dia.
Hal itu dikuatkan dari keterangan pemilik barang perabotan dapur tersebut, Bagus Sulistyo. Dia mengakui bahwa barang miliknya yang berada dalam gudang tersebut sebagian besar berbahan plastik.
"Iya, isinya perabotan dapur yang banyak berbahan plastik. Dugaan sementara kami, kebakaran terjadi karena korsleting listrik," ujar Bagus.
Dia mengatakan bahwa orang yang mendiami gudang tersebut adalah keponakannya. Dari saksi tersebut, Bagus menyampaikan api kali pertama muncul pada bagian belakang bangunan.
"Jadi, keponakan itu melihat ada api muncul dari bagian belakang. Setelah tahu, dia bangun dan keluar mengabarkan ke warga sekitar," ucapnya.
Bagus turut menyampaikan bahwa gudang ini sebelumnya merupakan indekos dengan jumlah 18 kamar. konstruksi bangunan kamar tersebut berderetan dan saling terhubung.
"Kami menduga itu, karena listrik dari satu kamar ke kamar lain tersambung, makanya terjadi korsleting bersamaan sehingga api cepat menyebar," kata dia.
Untuk kerugian, Bagus mengaku belum menghitung secara lengkap. Namun, dia memperkirakan nilai barang yang habis terbakar tersebut mencapai Rp1 miliar lebih.
"Apa yang menjadi penyebab kebakaran ini apakah karena korsleting listrik atau lainnya, kami masih selidiki," kata Kepala Polresta Mataram Kombes Pol. Mustofa di Mataram, Selasa.
Dia mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki penyebab dari kebakaran ini dengan melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi.
"Jadi, ada satu orang yang mendiami tempat ini (gudang), dari yang bersangkutan nanti akan kami dalami. Untuk korban jiwa, nihil," ujarnya.
Insiden kebakaran ini terjadi pada Senin (21/5) sekitar pukul 24.00 Wita. Setelah api membesar, petugas kepolisian bersama pemadam kebakaran, TNI, Satpol-PP, dan warga sekitar turut membantu memadamkan api.
Kemudian api berhasil dipadamkan pada Selasa (22/5) sekitar pukul 03.30 Wita, berkat dukungan armada pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Polresta Mataram, Satbrimobda NTB, dan Ditsamapta Polda NTB.
Mustofa menyampaikan terkait penyebab api cepat menyebar melalap bangunan beserta seluruh isi gudang.
"Api cepat menyebar karena barang-barang yang ada dalam gudang lebih banyak terbuat dari plastik. Itu sekitar 85 persen isinya barang yang berbahan plastik," ucap dia.
Hal itu dikuatkan dari keterangan pemilik barang perabotan dapur tersebut, Bagus Sulistyo. Dia mengakui bahwa barang miliknya yang berada dalam gudang tersebut sebagian besar berbahan plastik.
"Iya, isinya perabotan dapur yang banyak berbahan plastik. Dugaan sementara kami, kebakaran terjadi karena korsleting listrik," ujar Bagus.
Dia mengatakan bahwa orang yang mendiami gudang tersebut adalah keponakannya. Dari saksi tersebut, Bagus menyampaikan api kali pertama muncul pada bagian belakang bangunan.
"Jadi, keponakan itu melihat ada api muncul dari bagian belakang. Setelah tahu, dia bangun dan keluar mengabarkan ke warga sekitar," ucapnya.
Bagus turut menyampaikan bahwa gudang ini sebelumnya merupakan indekos dengan jumlah 18 kamar. konstruksi bangunan kamar tersebut berderetan dan saling terhubung.
"Kami menduga itu, karena listrik dari satu kamar ke kamar lain tersambung, makanya terjadi korsleting bersamaan sehingga api cepat menyebar," kata dia.
Untuk kerugian, Bagus mengaku belum menghitung secara lengkap. Namun, dia memperkirakan nilai barang yang habis terbakar tersebut mencapai Rp1 miliar lebih.