Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berupaya meningkatkan ketahanan pangan melalui dua program unggulan yakni gerakan "Riau Bergerak Tanam Padi" dan gerakan "Riau Bergerak Tanam Buah".
"Melalui gerakan ini Pemprov Riau menargetkan minimal 50 persen terjadi peningkatan produktivitas padi dari rata-rata 3,7 ton per hektare(ha) menjadi 4,4 ton per ha tahun 2024," kata Sekretaris Daerah Provinsi Riau, SF Hariyanto, di Pekanbaru, Selasa.
Gerakan Riau bergerak tanam padi dan gerakan Riau bergerak tanam buah, katanya selain sebagai upaya menjaga ketahanan pangan juga bertujuan agar setiap daerah di Riau bisa menanam berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura dengan cara memanfaatkan lahan tidur milik pribadi.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut Gubernur Riau Syamsuar sudah menginstruksikan gerakan percepatan peningkatan pangan melalui kebijakan strategis daerah melalui surat Gubri Nomor : 529/DisPTPH/978 tertanggal 27 April 2020.
Ia menyebutkan surat tersebut adalah meminta pemangku kepentingan untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam meningkatkan produktifitas tanaman pangan. Pemrov Riau juga menggiatkan kerja sama antar daerah melalui jejaring distribusi dan pasokan bahan pangan dengan Provinsi tetangga, sebagai upaya strategis lain untuk memenuhi ketersediaan pangan Provinsi Riau.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau Syahfalefi mengatakan dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menekankan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama dan pemenuhan pangan merupakan hak asasi setiap masyarakat.
Syahfalefi mengatakan bahwa penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi.
"Untuk pemenuhan kebutuhan gizi dengan mengonsumsi makanan B2SA akan dapat memperbaiki status gizi ibu hamil dengan lebih baik, mendukung hidup sehat, aktif dan produktif sekaligus dapat memanfaatkan kekayaan alam dengan bijak," katanya.
Baca juga: Petani harus sejahtera untuk wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Pesantren Kilat di Bogor membahas ketahanan pangan dan cegah stunting
Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat yaitu dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan nilai 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2024. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik, skor PPH Provinsi Riau tahun 2021 mencapai 84,1 dan angka ini masih di bawah angka rata-rata skor PPH Indonesia sebesar 86,3.
"Skor PPH Provinsi Riau berada pada urutan 14 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, sedangkan target Provinsi Riau sampai tahun 2024 sebesar 95 dan untuk mencapai target tersebut butuh kerja keras semua pemangku kepentingan," katanya.
"Melalui gerakan ini Pemprov Riau menargetkan minimal 50 persen terjadi peningkatan produktivitas padi dari rata-rata 3,7 ton per hektare(ha) menjadi 4,4 ton per ha tahun 2024," kata Sekretaris Daerah Provinsi Riau, SF Hariyanto, di Pekanbaru, Selasa.
Gerakan Riau bergerak tanam padi dan gerakan Riau bergerak tanam buah, katanya selain sebagai upaya menjaga ketahanan pangan juga bertujuan agar setiap daerah di Riau bisa menanam berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura dengan cara memanfaatkan lahan tidur milik pribadi.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut Gubernur Riau Syamsuar sudah menginstruksikan gerakan percepatan peningkatan pangan melalui kebijakan strategis daerah melalui surat Gubri Nomor : 529/DisPTPH/978 tertanggal 27 April 2020.
Ia menyebutkan surat tersebut adalah meminta pemangku kepentingan untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam meningkatkan produktifitas tanaman pangan. Pemrov Riau juga menggiatkan kerja sama antar daerah melalui jejaring distribusi dan pasokan bahan pangan dengan Provinsi tetangga, sebagai upaya strategis lain untuk memenuhi ketersediaan pangan Provinsi Riau.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau Syahfalefi mengatakan dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menekankan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama dan pemenuhan pangan merupakan hak asasi setiap masyarakat.
Syahfalefi mengatakan bahwa penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi.
"Untuk pemenuhan kebutuhan gizi dengan mengonsumsi makanan B2SA akan dapat memperbaiki status gizi ibu hamil dengan lebih baik, mendukung hidup sehat, aktif dan produktif sekaligus dapat memanfaatkan kekayaan alam dengan bijak," katanya.
Baca juga: Petani harus sejahtera untuk wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Pesantren Kilat di Bogor membahas ketahanan pangan dan cegah stunting
Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat yaitu dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan nilai 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2024. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik, skor PPH Provinsi Riau tahun 2021 mencapai 84,1 dan angka ini masih di bawah angka rata-rata skor PPH Indonesia sebesar 86,3.
"Skor PPH Provinsi Riau berada pada urutan 14 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, sedangkan target Provinsi Riau sampai tahun 2024 sebesar 95 dan untuk mencapai target tersebut butuh kerja keras semua pemangku kepentingan," katanya.