Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat berhasil mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekitar 50 ton hingga 70 ton per hari berkat pelaksanaan program pilah sampah dari rumah.
"Alhamdulillah, evaluasi pelaksanaan program pilah sampah dari rumah yang kita mulai tahun 2022 sudah mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA sebanyak 50 ton hingga 70 per hari," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Senin.
Dia menyampaikan, saat ini volume sampah di Kota Mataram sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari dan sampah yang masuk ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari.
Menurut dia, volume sampah yang masuk ke TPA berkurang berkat pelaksanaan program pilah sampah dari rumah di tingkat lingkungan permukiman serta penanganan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Dalam hal ini, sampah rumah tangga berupa sisa makanan, buah, dan sayur diolah menjadi pakan maggot, sampah plastik yang bisa didaurulang dimasukkan ke Bank Sampah Lisan Mataram, dan sampah organik berupa dedaunan yang diambil dari jalanan diolah menjadi pupuk.
"Bahkan sampah daun-daun hasil sapuan di jalan sekarang kita kumpulkan dan kemas dan rencananya akan kita jual ke PLN sebagai pengganti bahan bakar batu bara," kata Kemal.
Dia mengemukakan bahwa kesadaran masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga di lingkungan permukiman sudah mulai tumbuh, terlihat dari munculnya kelompok masyarakat yang memanfaatkan sampah untuk membuat pupuk, menghasilkan produk daur ulang, hingga membudidayakan maggot.
Menurut dia, pemerintah kota terus mendorong warga untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangga guna mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
"Jadi, yang dibuang ke TPA hanya sisa sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan," katanya.
"Alhamdulillah, evaluasi pelaksanaan program pilah sampah dari rumah yang kita mulai tahun 2022 sudah mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA sebanyak 50 ton hingga 70 per hari," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Senin.
Dia menyampaikan, saat ini volume sampah di Kota Mataram sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari dan sampah yang masuk ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari.
Menurut dia, volume sampah yang masuk ke TPA berkurang berkat pelaksanaan program pilah sampah dari rumah di tingkat lingkungan permukiman serta penanganan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Dalam hal ini, sampah rumah tangga berupa sisa makanan, buah, dan sayur diolah menjadi pakan maggot, sampah plastik yang bisa didaurulang dimasukkan ke Bank Sampah Lisan Mataram, dan sampah organik berupa dedaunan yang diambil dari jalanan diolah menjadi pupuk.
"Bahkan sampah daun-daun hasil sapuan di jalan sekarang kita kumpulkan dan kemas dan rencananya akan kita jual ke PLN sebagai pengganti bahan bakar batu bara," kata Kemal.
Dia mengemukakan bahwa kesadaran masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga di lingkungan permukiman sudah mulai tumbuh, terlihat dari munculnya kelompok masyarakat yang memanfaatkan sampah untuk membuat pupuk, menghasilkan produk daur ulang, hingga membudidayakan maggot.
Menurut dia, pemerintah kota terus mendorong warga untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangga guna mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
"Jadi, yang dibuang ke TPA hanya sisa sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan," katanya.