Jakarta (ANTARA) - Posisi Indonesia yang kembali dipercaya memegang peranan Keketuaan Perhimpunan Bangsa-bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) atau ASEAN Chairmanship tahun ini, harus dimanfaatkan untuk menghasilkan terobosan-terobosan bagi pengembangan kawasan pada masa kini dan ke depannya, termasuk membangun talenta digital, ekonomi digital dan keamanan digital.

"Momentum keketuaan tersebut dapat menjadi warisan dari Indonesia bagi negara-negara Asia Tenggara. Katakanlah kita bisa sama-sama menghasilkan terobosan dalam hal ekonomi digital, keamanan digital, dan talenta digital, yang merupakan hal cukup penting," ujar Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, kepada ANTARA, Jumat.

Heru menjelaskan, salah satu yang menjadi permasalahan di negara-negara Asia Tenggara saat ini adalah keamanan siber dan keamanan data. Banyak juga hal yang tidak bisa diselesaikan di masing-masing negara. Kejahatan siber atau kebocoran data, jelasnya, bisa saja dilakukan bukan di negara asal kawasan tersebut.

"Sehingga kerja sama atau kolaborasi antar-negara Asia Tenggara juga dibutuhkan untuk sama-sama mencegah terjadinya hal tersebut yang diakibatkan negara lain, bukan dari kawasan Asia Tenggara. Kita bahkan sama-sama bisa memperkuat keamanan siber ASEAN dari serangan dari luar kawasan. Ini bisa dimanfaatkan dalam konteks kerja sama di kawasan Asia Tenggara," terangnya.

Heru juga mencermati banyak talenta digital diimpor negara-negara Asia Tenggara yang bukan berasal dari kawasan tersebut. Di Indonesia saja, kata dia, banyak talenta yang bukan berasal dari Indonesia tetapi dari negara-negara lain, seperti dari kawasan Asia Selatan atau Asia Tengah, kemudian Eropa atau Amerika.

"Ini bisa dikerjasamakan karena mungkin Indonesia memiliki kelebihan talenta untuk bidang tertentu dalam hal digital, tetapi negara lain juga mungkin kekurangan. Atau negara lain mungkin memiliki talenta digital yang cukup bagus di bidang tertentu yang kita tidak miliki. Jadi, ini bisa dipertukarkan untuk sama-sama membangun kawasan Asia Tenggara yang kuat dan saling mengisi," paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa lewat Keketuaan Indonesia di ASEAN dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis digital bersama. Saat ini, jelas Heru, sebenarnya sudah ada kerja sama e-commerce di Asia Tenggara, namun masih kurangnya edukasi dan sosialisasi, sehingga tidak begitu dikenal. "Ini mungkin kerja sama ke depan bisa saling mempertukarkan produk atau jasa dengan negara kawasan Asia Tenggara menggunakan platform digital," harapnya.

Selain itu, ungkap Heru, lewat semakin banyaknya transaksi antar-negara di Asia Tenggara, maka penyelesaian sengketa konsumen juga dapat lebih diperbaiki dengan proses yang lebih mudah dan cepat. Saat ini transaksi perdagangan di kawasan Asia Tenggara cukup besar dan mayoritas menggunakan perkembangan teknologi digital.

Baca juga: Indonesia must take real actions to end Myanmar violence
Baca juga: Pelapor Khusus PBB mendesak Indonesia ambil tindakan atasi krisis Myanmar

Menurutnya, Indonesia dapat ikut berperan dalam membuka, mengawasi, memantau, dan memonitor pergerakan perdagangan lintas-batas di negara-negara di satu sisi, sementara di lain sisi juga tetap memperhatikan masalah sengketa. "Sehingga masyarakat yang mungkin saat ini membeli produk-produk dari luar Indonesia ketika melakukan complain bisa diselesaikan dengan baik dan cepat," tutupnya.

Pada tahun 2023 ini, Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan untuk memegang Keketuaan ASEAN untuk kali kelima dengan mengusung tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting sekaligus relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.




 

Pewarta : Ahmad Faishal Adnan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024