Mataram (ANTARA) - Ribuan jemaah memadati halaman Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu, untuk mengikuti salat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, yang dimulai pukul 07.00 Wita.
Bertindak sebagai Imam Tuan Guru (TGH) Mukhlis dan khatib Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Zainuddin.
Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Zainuddin mengatakan momentum Hari Raya Idul Adha hendaknya semakin mendekatkan dan mengikhlaskan diri seluruh ummat kepada Allah SWT.
"Jangan sampai kita riya," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan momentum Hari Raya Idul Adha ini memupuk rasa solidaritas, ukhuwah dan toleransi antar sesama. Termasuk antarumat beragama.
"Agar apa, kita damai dan damai," ujarnya.
Terlebih lagi memasuki tahun politik saat ini, meski Muhammadiyah tidak berpolitik praktis, namun dirinya berharap rasa silaturahmi tetap terjaga.
"Jangan karena kepentingan politik baru kita silaturahmi. Jadi di luar politik pun teguhkan silaturahmi teguhkan soliditas itu kepedulian antara sesama. Insya Allah barokah," terang Zainuddin.
Terkait adanya perbedaan Hari Raya Idul Adha, Zainuddin berharap bahwa hal tersebut tidak dijadikan masalah. Namun, adanya perbedaan menjadi khazanah keilmuan yang berkemajuan dan rasa saling menghargai.
"Terpenting dari kurban itu kita mendekatkan diri kepada Allah. Rasa sosial kita, spritual kita dan kesolehan sosial itu yang perlu kita kedepankan," katanya.
Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah NTB menyiapkan sebanyak 60 titik lokasi pelaksanaan shalat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah pada Rabu.
"Sebanyak 60 titik lokasi salat Idul Adha ini tersebar di seluruh wilayah NTB," kata Ketua PW Muhammadiyah NTB, Falahuddin.
Ia mengatakan, Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu 27 Juni 2023.
"Artinya jemaah Muhammadiyah di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di NTB melaksanakan salat Idul Adha pada Rabu," ujarnya.
Menurut dia, hikmah Idul Adha memberikan cukup banyak pembelajaran hidup.
"Salah satu hikmah Idul Kurban adalah melatih mental untuk tabah, sabar dan selalu berikhtiar menghadapi cobaan dan meyakini di balik cobaan pasti akan mendatangkan kebahagiaan seperti tercermin dalam perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS," katanya.
Bertindak sebagai Imam Tuan Guru (TGH) Mukhlis dan khatib Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Zainuddin.
Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Zainuddin mengatakan momentum Hari Raya Idul Adha hendaknya semakin mendekatkan dan mengikhlaskan diri seluruh ummat kepada Allah SWT.
"Jangan sampai kita riya," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan momentum Hari Raya Idul Adha ini memupuk rasa solidaritas, ukhuwah dan toleransi antar sesama. Termasuk antarumat beragama.
"Agar apa, kita damai dan damai," ujarnya.
Terlebih lagi memasuki tahun politik saat ini, meski Muhammadiyah tidak berpolitik praktis, namun dirinya berharap rasa silaturahmi tetap terjaga.
"Jangan karena kepentingan politik baru kita silaturahmi. Jadi di luar politik pun teguhkan silaturahmi teguhkan soliditas itu kepedulian antara sesama. Insya Allah barokah," terang Zainuddin.
Terkait adanya perbedaan Hari Raya Idul Adha, Zainuddin berharap bahwa hal tersebut tidak dijadikan masalah. Namun, adanya perbedaan menjadi khazanah keilmuan yang berkemajuan dan rasa saling menghargai.
"Terpenting dari kurban itu kita mendekatkan diri kepada Allah. Rasa sosial kita, spritual kita dan kesolehan sosial itu yang perlu kita kedepankan," katanya.
Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah NTB menyiapkan sebanyak 60 titik lokasi pelaksanaan shalat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah pada Rabu.
"Sebanyak 60 titik lokasi salat Idul Adha ini tersebar di seluruh wilayah NTB," kata Ketua PW Muhammadiyah NTB, Falahuddin.
Ia mengatakan, Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu 27 Juni 2023.
"Artinya jemaah Muhammadiyah di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di NTB melaksanakan salat Idul Adha pada Rabu," ujarnya.
Menurut dia, hikmah Idul Adha memberikan cukup banyak pembelajaran hidup.
"Salah satu hikmah Idul Kurban adalah melatih mental untuk tabah, sabar dan selalu berikhtiar menghadapi cobaan dan meyakini di balik cobaan pasti akan mendatangkan kebahagiaan seperti tercermin dalam perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS," katanya.