Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyatakan gempa bumi dengan magnitudo 6,4 pada Jumat (30/6) pukul 19:57:43 WIB yang kemudian dimutakhirkan menjadi M6,0 menyebabkan kerusakan bangunan di 12 kecamatan daerah itu.
"Kejadian gempa bumi tersebut menyebabkan dampak kerusakan bangunan di 35 lokasi yang tersebar di 12 kapanewon (kecamatan) yang ada di Kabupaten Bantul," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto dalam keterangan pers di Bantul, Sabtu.
Rincian dampak di 35 lokasi tersebut yaitu Kecamatan Bambanglipuro satu lokasi, Dlingo dua lokasi, Imogiri tiga lokasi, Jetis satu lokasi, Kasihan dua lokasi, Kretek lima lokasi, Pajangan satu lokasi, Pandak satu lokasi, Piyungan satu lokasi, Pleret satu lokasi, Pundong tiga lokasi, dan Sanden 14 lokasi.
Dia mengatakan kejadian gempa bumi tersebut juga menyebabkan korban sebanyak tujuh orang, satu orang meninggal dunia disebabkan oleh serangan jantung saat terjadinya gempa bumi dan enam orang lainnya mengalami luka ringan.
"Korban luka ringan telah mendapatkan penanganan dan perawatan oleh PSC 119 Dinkes (Dinas Kesehatan) Bantul, Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul, RS Panembahan Senopati, RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan RS UII," katanya.
Dari enam orang luka ringan tersebut, satu orang diantaranya harus menjalani rawat inap dan lima orang lainnya menjalani rawat Jalan. Lebih lanjut dia mengatakan penanganan dampak gempa telah dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bantul, Tagana Dinsos, Dinas Kesehatan, PMI Bantul, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Babinsa, Bhabinkamtibmas, kecamatan, dan kelurahan, dikerahkan untuk melakukan kaji cepat.
BPBD Kabupaten Bantul mengimbau kepada masyarakat Bantul untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Pastikan kondisi bangunan di rumah, serta melaporkan kepada BPBD Kabupaten Bantul, apabila terdapat kerusakan pada bangunan tempat tinggalnya," kata Yuli.
Menurut dia, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, pada Jumat (30/6) pukul 19:57:43 WIB yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M6,0 itu episenternya terletak di koordinat 8,63 LS, 110,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 kilometer arah selatan Kota Wates, DIY pada kedalaman 67 kilometer.
Baca juga: Badan Geologi sebut endapan kuarter dan batuan tersier perkuat efek gempa Yogyakarta
Baca juga: Seorang warga Bantul meninggal akibat gempa M 6,4
Berdasarkan analisa BMKG, gempa yang terjadi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.
"Kejadian gempa bumi tersebut menyebabkan dampak kerusakan bangunan di 35 lokasi yang tersebar di 12 kapanewon (kecamatan) yang ada di Kabupaten Bantul," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto dalam keterangan pers di Bantul, Sabtu.
Rincian dampak di 35 lokasi tersebut yaitu Kecamatan Bambanglipuro satu lokasi, Dlingo dua lokasi, Imogiri tiga lokasi, Jetis satu lokasi, Kasihan dua lokasi, Kretek lima lokasi, Pajangan satu lokasi, Pandak satu lokasi, Piyungan satu lokasi, Pleret satu lokasi, Pundong tiga lokasi, dan Sanden 14 lokasi.
Dia mengatakan kejadian gempa bumi tersebut juga menyebabkan korban sebanyak tujuh orang, satu orang meninggal dunia disebabkan oleh serangan jantung saat terjadinya gempa bumi dan enam orang lainnya mengalami luka ringan.
"Korban luka ringan telah mendapatkan penanganan dan perawatan oleh PSC 119 Dinkes (Dinas Kesehatan) Bantul, Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul, RS Panembahan Senopati, RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan RS UII," katanya.
Dari enam orang luka ringan tersebut, satu orang diantaranya harus menjalani rawat inap dan lima orang lainnya menjalani rawat Jalan. Lebih lanjut dia mengatakan penanganan dampak gempa telah dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bantul, Tagana Dinsos, Dinas Kesehatan, PMI Bantul, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Babinsa, Bhabinkamtibmas, kecamatan, dan kelurahan, dikerahkan untuk melakukan kaji cepat.
BPBD Kabupaten Bantul mengimbau kepada masyarakat Bantul untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Pastikan kondisi bangunan di rumah, serta melaporkan kepada BPBD Kabupaten Bantul, apabila terdapat kerusakan pada bangunan tempat tinggalnya," kata Yuli.
Menurut dia, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, pada Jumat (30/6) pukul 19:57:43 WIB yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M6,0 itu episenternya terletak di koordinat 8,63 LS, 110,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 kilometer arah selatan Kota Wates, DIY pada kedalaman 67 kilometer.
Baca juga: Badan Geologi sebut endapan kuarter dan batuan tersier perkuat efek gempa Yogyakarta
Baca juga: Seorang warga Bantul meninggal akibat gempa M 6,4
Berdasarkan analisa BMKG, gempa yang terjadi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.