Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berharap pemerintah pusat dan maskapai penerbangan nasional maupun luar negeri bisa menghidupkan kembali rute penerbangan langsung dari dan menuju Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
"Seiring terus membaik-nya situasi ekonomi pasca-pandemi. Kita dorong bagaimana penerbangan langsung yang dulu pernah ada dihidupkan kembali," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Sabtu.
Ia menyebut rute-rute yang coba didorong untuk dihidupkan kembali itu di antaranya rute internasional seperti Lombok-Australia. Kemudian rute domestik di antaranya Lombok-Makassar, Lombok Bandung, Lombok-Solo dan Lombok-Balikpapan.
"Adanya rute penerbangan langsung dari dan menuju BIZAM penting bagi NTB, khususnya dalam meningkatkan arus pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan," ujarnya.
Selain menghidupkan kembali rute yang pernah ada sebelumnya, kata Gita, penambahan penerbangan domestik dari berbagai kota yang sudah ada, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali juga diperlukan. Termasuk penerbangan internasional dari Lombok-Malaysia dan Lombok Singapura. Mengingat, Malaysia dan Singapura menjadi penghubung wisatawan asing.
"Bahkan yang tidak kalah penting yakni pembukaan penerbangan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan. Karena saat ini intensitas rapat-rapat dan sebagainya ke IKN tinggi. Jadi penerbangan ke Indonesia Timur khususnya menjadi penting," tegas Gita.
Oleh karena itu menurutnya menghidupkan kembali rute lama dan penambahan rute baru baik domestik dan internasional penting bagi NTB. Mengingat di 2023 ini NTB akan menjadi tuan rumah beberapa perhelatan nasional dan internasional yang akan dihadiri ribuan orang.
Misalnya NTB menjadi tuan rumah gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional, kemudian sebagai tuan rumah pelaksanaan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) dan sejumlah gelaran lainnya termasuk MotoGP.
Gita mengatakan bandara yang dimiliki NTB sudah sangat memadai. Tinggal bagaimana membangun komitmen dengan sejumlah maskapai untuk membuka konektivitas penerbangan sebab dengan maskapai yang terbatas harga tiket menjadi tinggi.
"Contoh kemarin ketika long 'weekend' intensitas penerbangan tinggi, terjadi lonjakan harga tiket. Tetapi kalau maskapai banyak tentu tiket juga pasti turun," imbuhnya.
Sekda NTB mengatakan pemerintah provinsi (Pemprov) NTB bersama Angkasa Pura sudah berupaya promosi potensi penerbangan, namun kembali lagi semua itu tergantung pada maskapai. Terlebih lagi saat ini maskapai dalam rangka recovery pasca-COVID-19.
"Tapi ke depan mudah-mudahan ini bisa dan harga avtur tidak terpengaruh dengan kondisi global sehingga intensitas penerbangan ke NTB normal kembali," katanya.
"Seiring terus membaik-nya situasi ekonomi pasca-pandemi. Kita dorong bagaimana penerbangan langsung yang dulu pernah ada dihidupkan kembali," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Sabtu.
Ia menyebut rute-rute yang coba didorong untuk dihidupkan kembali itu di antaranya rute internasional seperti Lombok-Australia. Kemudian rute domestik di antaranya Lombok-Makassar, Lombok Bandung, Lombok-Solo dan Lombok-Balikpapan.
"Adanya rute penerbangan langsung dari dan menuju BIZAM penting bagi NTB, khususnya dalam meningkatkan arus pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan," ujarnya.
Selain menghidupkan kembali rute yang pernah ada sebelumnya, kata Gita, penambahan penerbangan domestik dari berbagai kota yang sudah ada, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali juga diperlukan. Termasuk penerbangan internasional dari Lombok-Malaysia dan Lombok Singapura. Mengingat, Malaysia dan Singapura menjadi penghubung wisatawan asing.
"Bahkan yang tidak kalah penting yakni pembukaan penerbangan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan. Karena saat ini intensitas rapat-rapat dan sebagainya ke IKN tinggi. Jadi penerbangan ke Indonesia Timur khususnya menjadi penting," tegas Gita.
Oleh karena itu menurutnya menghidupkan kembali rute lama dan penambahan rute baru baik domestik dan internasional penting bagi NTB. Mengingat di 2023 ini NTB akan menjadi tuan rumah beberapa perhelatan nasional dan internasional yang akan dihadiri ribuan orang.
Misalnya NTB menjadi tuan rumah gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional, kemudian sebagai tuan rumah pelaksanaan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) dan sejumlah gelaran lainnya termasuk MotoGP.
Gita mengatakan bandara yang dimiliki NTB sudah sangat memadai. Tinggal bagaimana membangun komitmen dengan sejumlah maskapai untuk membuka konektivitas penerbangan sebab dengan maskapai yang terbatas harga tiket menjadi tinggi.
"Contoh kemarin ketika long 'weekend' intensitas penerbangan tinggi, terjadi lonjakan harga tiket. Tetapi kalau maskapai banyak tentu tiket juga pasti turun," imbuhnya.
Sekda NTB mengatakan pemerintah provinsi (Pemprov) NTB bersama Angkasa Pura sudah berupaya promosi potensi penerbangan, namun kembali lagi semua itu tergantung pada maskapai. Terlebih lagi saat ini maskapai dalam rangka recovery pasca-COVID-19.
"Tapi ke depan mudah-mudahan ini bisa dan harga avtur tidak terpengaruh dengan kondisi global sehingga intensitas penerbangan ke NTB normal kembali," katanya.