Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, minta pada pengelola Museum Batik tidak hanya menjaga kelestarian batik, namun juga mampu memberdayakan para pembatik agar tercipta regenerasi.

Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Kota Pekalongan Sri Ruminingsih di Pekalongan, Kamis, mengatakan Museum Batik Pekalongan berkontribusi dan berperan penting dalam membantu pemkot untuk melestarikan batik.

"Oleh karena itu setelah batik ditetapkan sebagai intangible cultural heritage oleh UNESCO, kami berharap pembatik akan semakin berkembang agar kerajinan batik tidak punah. Jadi profesi pembatik ini harus semakin dihargai, karena keahlian yang tidak semua orang bisa," katanya.

Menurut dia, para pembatik perlu diperhatikan ekonominya agar semakin sejahtera. "Jangan hanya juragannya yang sejahtera, namun pembatiknya juga lebih sejahtera," katanya. Sri Ruminingsih mengatakan eksistensi Museum Batik Pekalongan akan didukung penuh oleh pemkot, pemerintah pusat, dan Pemprov Jateng, agar terus lebih dikenal wisatawan, melalui erja sama dengan berbagai daerah dan bahkan luar negeri. "Kami berharap Museum Batik makin dikenal, apalagi sebelumnya banyak dari negara asing seperti Korea, Jepang, dan Belanda, datang ke museum ini," katanya.

Dikatakan, dengan kemajuan teknologi yang semakin semakin canggih, semua pihak dapat memupuk, mengembangkan, dan mengenalkan, Museum Batik dengan jenis koleksi batik melalui konten digital.

Baca juga: Gairahkan UMKM Kalsel, Inggris dan Amerika minati Kain Batik Sasirangan
Baca juga: Kemenkumham NTB memamerkan batik gembok karya warga binaan Lapas Mataram

Kepala Museum Batik Kota Pekalongan Akhmad Asror mengatakan sebagai bentuk pemberdayaan pada pembatik, pihaknya menyelenggarakan lomba Ngerensi Batik untuk regenerasi. "Jadi lomba Ngerensi sebenarnya tugas awal dalam membatik dan dibutuhkan regenerasi sehingga dengan adanya lomba ini para pembatik tidak putus generasi dan berlanjut dan akhirnya batik bisa tetap lestari," katanya.

 

Pewarta : Kutnadi
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024