Mataram (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hassanudin menyalurkan infak pendidikan kepada siswa rentan putus sekolah di SMAN 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur.
Hassanudin mengatakan program infak pendidikan adalah upaya nyata pemerintah daerah untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan.
“Pendidikan untuk generasi bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama. Program ini mewujudkan akses pendidikan yang merata bagi seluruh siswa. Bahkan Pak Presiden memerintahkan kita untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit," ujarnya pada kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Beraksi melalui keterangan tertulis diterima di Mataram, Minggu.
Baca juga: Pj Gubernur NTB ajak generasi muda bangun inovasi baru
Program distribusi infak pendidikan tersebut ditujukan untuk siswa-siswa yang rentan putus sekolah di NTB. Kegiatan ini dihadiri Sekda Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, Kadis Dikbud Provinsi NTB, Sekda Kabupaten Lombok Timur, dan Kepala OPD lingkup Provinsi NTB serta perwakilan dari masing-masing siswa penerima bantuan dari sembilan sekolah Zona Selong Pancor.
Dalam kegiatan ini Pj Gubernur NTB memberikan wejangan kepada siswa-siswi bahwa cita-cita hanya dapat terealisasi dengan cara dijemput, bukan ditunggu. Dengan adanya program tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh siswa-siswi yang ada di Kabupaten Lombok Timur.
"Masa depan dan cita-cita itu harus dijemput, bukan ditunggu. Ini kesempatan," katanya.
Baca juga: Pj Gubernur ajak warga NTB peduli kesehatan mental di tempat kerja
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqon mengapresiasi kepada semua yang bergerak bahu membahu dalam mengentaskan angka putus sekolah di NTB, melalui program infak bagi siswa yang rentan putus sekolah.
"Adanya bantuan ini, kami berharap para siswa penerima dapat terus mengejar impian (bersekolah) tanpa terhalang kendala finansial," ujarnya.
Menurut dia program infak pendidikan diharapkan membantu siswa jenjang SMA sederajat yang kurang mampu dan rentan putus sekolah karena faktor ekonomi keluarganya.
"Dengan program ini siswa dapat terbantu menyelesaikan pendidikannya," katanya.