Solo (ANTARA) - Atlet para-atletik Indonesia I Kadek Dwi Purwana Yasa menargetkan tiga medali emas dari tiga nomor yang ia ikuti di Asian Youth Para Games 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab pada 7-14 Desember.
Kadek mengatakan hal ini karena dirinya cukup percaya diri setelah hasil yang didapatkannya pada kejuaraan dunia di India beberapa waktu lalu, saat dia menempati peringkat lima di bawah empat atlet para-atletik senior level dunia dari Libya, Brasil, India, dan Uzbekistan pada nomor lempar cakram.
"Kalau yang ini (AYPG 2025) mungkin target saya kalau bisa tiga emas. Karena main tiga emas, tiga nomor. Semoga aja bisa tiga emas," kata Kadek saat ditemui awak media di Solo, Jawa Tengah, Jumat, sebelum keberangkatannya ke AYPG.
Di AYPG, Kadek akan turun di tiga nomor berbeda, yaitu lempar cakram, tolak peluru, dan lempar lembing. Kendati dirinya berharap membawa pulang tiga medali emas dari AYPG, atlet berusia 17 tahun itu mengaku pelatihnya tak terlalu membebaninya soal medali.
Apapun yang diraihnya di AYPG, yang tahun ini memasuki edisi kelima, Kadek akan menganggapnya sebagai raihan terbaik. "Cuma intinya tuh main yang terbaik. Ngasih yang terbaik lah pokoknya intinya. Apapun dapatnya itu berarti yang terbaik buat saya," kata atlet yang tumbuh dan besar di Denpasar, Bali itu, yang kini menimba ilmu di SMKN 9 Surakarta.
Kadek mengungkapkan bahwa perjalanannya sebelum terjun di level Asia dan juga dunia, dimulai dari mengikuti Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) X 2023 Palembang, dimana ia meraih medali emas pertamanya pada nomor tolak peluru.
Selesai dari Peparpenas, prestasinya berlanjut di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII 2024 di Solo saat dia meraih satu medali emas, perak, dan perunggu pada nomor aitu lempar cakram, tolak peluru, dan lempar lembing.
Baca juga: Para atlet Indonesia lanjutkan tur Eropa di Hylo Open 2025
Sukses di tingkat nasional, Kadek naik kelas untuk menjadi bagian dari puluhan atlet Indonesia berlaga di World Abilitysport Youth Games 2024 yang digelar di Nakhon Ratchasima, Thailand. Di ajang ini, ia meraih dua emas (tolak peluru dan lempar lembing) dan satu perak (lempar cakram) F57.
Prestasinya lalu berlanjut pada ajang World Para Athletics Grand Prix di Tunisia 2025 saat dirinya meraih dua medali perak pada nomor lempar cakram dan lempar lembing F57.
Deretan prestasi membanggakan ini tak lepas dari kegigihannya untuk bangkit dari musibah yang menimpanya pada usia 3,5 tahun. Kala itu, Kadek bercerita bahwa kaki kanannya putus dan kini menggunakan kaki palsu. Hal ini terjadi setelah dirinya menjadi korban tabrak lari saat ia mengendarai motor bersama orang tuanya.
Baca juga: Atlet para panahan Kholidin meraih emas di Asia Para Cup
"Di usia tiga setengah tahun. Naik motor sama orang tua. Dibonceng sama orang tua di tabrak. Tabrak lari. Ceritanya itu orang tua saya sama saya itu mau ke SPBU habis dari kampung. Itu sekitar jam 3 pagi. Itu mau ke SPBU. Mau nyebrang," ungkap Kadek menceritakan kisah masa lalunya.
"Tiba-tiba dari belakang itu ada mobil APV. Nabrak dari belakang. Di sana itu kan lagi ada pembangunan trotoar jalan. Samping-samping jalan itu yang besi baja, nah itu kaki saya kena itu. Dibilang putus di tempat," kata dia.
