Sumbawa Barat (ANTARA) - Otoritas pelabuhan meneegaskan, insiden KM JEK yang terjadi di Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (13/12) malam, bukan disebabkan mati mesin, melainkan gangguan pada sistem kemudi kapal.
"Perlu kami luruskan, kapal tersebut bukan mati mesin, tetapi kemudinya tidak berfungsi. Posisi kapal saat kejadian berada di ujung Pulau Paserang," ungkap Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Benete, I Ketut Gede Sudarma, saat dihubungi ANTARA, Minggu.
Ia menjelaskan, kapal mengalami gangguan kemudi di sekitar ujung Pulau Paserang sehingga tidak dapat bermanuver secara normal.
Gede Sudarma memastikan, seluruh kapal feri yang melayani lintasan Poto Tano-Kayangan telah menjalani pemeriksaan kelayakan lautan atau ramp check (ramcek) sebelum beroperasi. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga Marine Inspector UPP Benete serta Marine Inspector dari Labuhan Lombok.
"Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan temuan yang bersifat mayor. Kejadian ini merupakan gangguan teknis yang relatif kecil, namun berdampak besar terhadap kelancaran pelayaran," ujarnya.
Ia menegaskan, otoritas pelabuhan senantiasa berupaya memberikan pelayanan penyeberangan yang aman dan lancar kepada masyarakat. Namun, dirinya mengakui gangguan teknis tertentu berada di luar kendali pengelola pelabuhan.
"Kami selalu berharap dapat melayani masyarakat dengan aman dan lancar. Untuk itu, kami juga mengimbau seluruh operator kapal agar melakukan pemeriksaan mandiri secara rutin sehingga armada benar-benar siap beroperasi," katanya.
Hal yang sama pun disampaikan, General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Kayangan, Erlisetya Wahyudi, membenarkan insiden gangguan kemudi tersebut.
Menurutnya, kapal milik PT Surya Timur Line (STL) itu mengalami gangguan kemudi saat berlayar dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Poto Tano pada 13 Desember 2025 sekitar pukul 20.00 Wita.
"Selanjutnya kapal itu ditarik oleh KMP Surya Kayangan, " jelas Erlisetya.
Ia menuturkan, gangguan terjadi di dekat lampu hijau Pelabuhan Poto Tano, saat kapal sudah mendekati area sandar dan diperkirakan hanya sekitar 15 menit lagi tiba di dermaga.
"Muatan dan penumpang dalam kondisi aman dan bisa dilakukan bongkaran. Kapal juga sudah berada sangat dekat dengan pelabuhan saat kejadian," ujarnya.
Erlisetya juga meluruskan informasi yang sebelumnya beredar di media sosial dan menyebutkan kapal mengalami mati mesin hingga mengapung di tengah laut selama beberapa jam. Menurutnya, informasi tersebut tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
"Yang terjadi bukan mati mesin, tetapi gangguan kemudi. Penanganan dilakukan dengan cepat sehingga kapal dapat ditarik ke Pelabuhan Poto Tano," paparnya.
Pihak ASDP bersama operator kapal akan terus melakukan evaluasi dan pengawasan guna meningkatkan keandalan armada penyeberangan di lintasan strategis yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa tersebut.
Sebelumnya, sejumlah berita media menyatakan peristiwa tersebut akibat mati mesin. Hal itu berdasakan, unggahan video di media sosial menyebutkan adanya kapal penyeberangan yang mengalami mati mesin di Selat Alas dan memicu kepanikan penumpang.
