Sumbawa Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa Barat Amin Sudiono di Sumbawa Barat, Selasa, mengatakan gerakan pangan murah ini diawali dari Kecamatan Taliwang, selanjutnya akan dilaksanakan secara berkelanjutan di kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Program ini untuk menjaga stabilitas harga," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah daerah melakukan pemantauan harga di tiga pasar utama, yakni Pasar Maluk, Pasar Taliwang dan Pasar Seteluk.
Melalui Dinas Ketahanan Pangan, pemerintah daerah juga menyiapkan subsidi harga di tiga pasar tersebut agar masyarakat dapat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan sebuah sistem pengendalian harga melalui aplikasi, yang berfungsi untuk memberikan informasi harga kebutuhan pokok secara real time di tiga pasar tersebut.
“Untuk menjaga kestabilan harga, pemerintah daerah memberlakukan subsidi harga dan subsidi ongkos angkut. Nantinya, masyarakat akan mendapatkan harga yang sama meskipun barang didatangkan dari luar daerah,” katanya.
Ia mengatakan khusus bagi masyarakat miskin ekstrem sebanyak 1.366 kepala keluarga (KK), pemerintah daerah memberikan bantuan tambahan berupa 10 polybag bibit tanaman, yang terdiri atasi 5 cabai keriting dan 5 tomat, sebagai langkah mendorong ketahanan pangan rumah tangga.
"Masyarakat kategori ini juga tidak dibebani pembelian cabai saat harganya sedang tinggi," katanya.
Baca juga: Lombok Barat jamin stabilitas harga pangan
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat Amar Nurmansyah menegaskan bahwa fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok adalah hal yang tidak dapat dihindari, terutama menjelang hari besar keagamaan.
“Inflasi memang tidak bisa dihindari, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengendalikan. Jangan sampai minus, dan jangan terlalu tinggi," katanya.
Baca juga: Bulog dan DPD-RI jaga stabilitas pasokan dan harga pangan
Ia mengatakan fluktuasi harga terjadi karena pengaruh antara permintaan dan ketersediaan barang di pasar. Pemerintah daerah terus berupaya agar barang tetap tersedia dan harganya tetap terjangkau oleh masyarakat.
Bupati menegaskan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sumbawa Barat untuk terus bersinergi dalam menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga.
"Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat berharap stabilitas harga pangan dapat terus terjaga, sehingga masyarakat dapat menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan tenang dan sejahtera," katanya.
