Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia menggelar Festival Meseuraya dalam rangka memperkenalkan berbagai produk dari sektor Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi Aceh, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Tanah Rencong itu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Roni Widijarto, Sabtu (15/7) malam, mengatakan Festival Meseuraya merupakan sinergi dari tiga kegiatan Bank Indonesia yaitu Karya Kreatif Aceh, Aceh Sharia Festival (Road to FESyar) dan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).
“Festival Meseuraya mengangkat berbagai produk UMKM, ada kerajinan suvenir, wastra, kain-kain nusantara yang juga merupakan kebanggaan kita bersama produk UMKM di Aceh,” kata Roni saat pembukaan Festival Meseuraya.
Ia menjelaskan, Festival Meseuraya merupakan perdana dilakukan Bank Indonesia di Aceh. Diharapkan, kegiatan ini terus berlanjut dan akan menjadi ajang tahunan sebagai upaya mengembangkan berbagai produk UMKM di ujung barat Indonesia itu. Menurut Roni, sinergi dari tiga kegiatan Bank Indonesia yang digelar secara langsung dalam Festival Meseuraya itu dalam mengangkat sektor UMKM di Aceh untuk menjadi lebih maju, yang memang UMKM merupakan bagian dari penopang ekonomi Aceh.
“Alhamdulillah kami melihat dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Pemerintah Aceh. Karena dari sisi pertumbuhan ekonomi, kita Aceh sudah bisa melewati masa-masa pandemi, tumbuh juga meningkat dengan capaian bagus,” ujarnya.
Selain memamerkan berbagai macam produk UMKM Aceh, Festival Meseuraya juga menghadirkan pelatihan UMKM bagi para kalangan muda di Aceh, dalam rangkaian Karya Kreatif Aceh. Di sisi, kata Roni, ekonomi syariah menjadi sangat penting dalam perekonomian Aceh. Sebab itu, Bank Indonesia juga terus melakukan pengembangan produk halal melalui UMKM syariah dan memberdayakan pesantren melalui kewirausahaan “Yang kita harapkan juga mendorong pesantren untuk kemandirian dan juga ada program juga pemberdayaan masjid untuk pengelolaan wakaf,” ujarnya.
Baca juga: UMKM di Jakarta Barat bisa urus sertifikasi halal
Baca juga: Ratusan UMKM di Mataram sudah miliki label halal
Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan penerapan konsep green ekonomi, ekonomi berkelanjutan, produk-produk halal hingga digitalisasi UMKM. “Digitalisasi menjadi satu hal yang penting. Melakukan transaksi secara digital dengan QRIS, adalah suatu kemudahan. Jadi sekarang tidak hanya pelaku ekonomi menengah ke atas, tapi pelaku ekonomi skala mikro, bisa mengakses layanan digital melalui QRIS, yang Insya Allah membantu untuk inklusi dan akses keuangan,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Roni Widijarto, Sabtu (15/7) malam, mengatakan Festival Meseuraya merupakan sinergi dari tiga kegiatan Bank Indonesia yaitu Karya Kreatif Aceh, Aceh Sharia Festival (Road to FESyar) dan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).
“Festival Meseuraya mengangkat berbagai produk UMKM, ada kerajinan suvenir, wastra, kain-kain nusantara yang juga merupakan kebanggaan kita bersama produk UMKM di Aceh,” kata Roni saat pembukaan Festival Meseuraya.
Ia menjelaskan, Festival Meseuraya merupakan perdana dilakukan Bank Indonesia di Aceh. Diharapkan, kegiatan ini terus berlanjut dan akan menjadi ajang tahunan sebagai upaya mengembangkan berbagai produk UMKM di ujung barat Indonesia itu. Menurut Roni, sinergi dari tiga kegiatan Bank Indonesia yang digelar secara langsung dalam Festival Meseuraya itu dalam mengangkat sektor UMKM di Aceh untuk menjadi lebih maju, yang memang UMKM merupakan bagian dari penopang ekonomi Aceh.
“Alhamdulillah kami melihat dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Pemerintah Aceh. Karena dari sisi pertumbuhan ekonomi, kita Aceh sudah bisa melewati masa-masa pandemi, tumbuh juga meningkat dengan capaian bagus,” ujarnya.
Selain memamerkan berbagai macam produk UMKM Aceh, Festival Meseuraya juga menghadirkan pelatihan UMKM bagi para kalangan muda di Aceh, dalam rangkaian Karya Kreatif Aceh. Di sisi, kata Roni, ekonomi syariah menjadi sangat penting dalam perekonomian Aceh. Sebab itu, Bank Indonesia juga terus melakukan pengembangan produk halal melalui UMKM syariah dan memberdayakan pesantren melalui kewirausahaan “Yang kita harapkan juga mendorong pesantren untuk kemandirian dan juga ada program juga pemberdayaan masjid untuk pengelolaan wakaf,” ujarnya.
Baca juga: UMKM di Jakarta Barat bisa urus sertifikasi halal
Baca juga: Ratusan UMKM di Mataram sudah miliki label halal
Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan penerapan konsep green ekonomi, ekonomi berkelanjutan, produk-produk halal hingga digitalisasi UMKM. “Digitalisasi menjadi satu hal yang penting. Melakukan transaksi secara digital dengan QRIS, adalah suatu kemudahan. Jadi sekarang tidak hanya pelaku ekonomi menengah ke atas, tapi pelaku ekonomi skala mikro, bisa mengakses layanan digital melalui QRIS, yang Insya Allah membantu untuk inklusi dan akses keuangan,” ujarnya.