Surabaya (ANTARA) - Kementerian pertanian (Kementan) meminta kepada petani jagung supaya mengoptimalkan manajemen panen menyusul tingginya potensi olahan hasil jagung yang ada di Indonesia.

Sub Koordinator Jasela Kementan Arnen Sri Gemala di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, mengatakan tanaman jagung tersebut ditanam pada saat musim hujan antara Oktober, November, dan Desember. "Kemudian panen pada Februari, Maret, dan April, sehingga diperlukan manajemen panen tersebut," ujarnya saat jumpa media persiapan All Agri Expo-Festival Jagung Nasional di Grand City Surabaya pada 7-9 Desember 2023.

Ia mengatakan saat ini swasembada jagung menjadi program strategis utama Kementan. Indonesia mengejar swasembada jagung pada tahun 2024 karena permintaan dan kebutuhan nasional terus meningkat, baik untuk konsumsi, pakan ternak, maupun industri makanan dan minuman.

"Untuk itu, konsep corn estate sangat menarik dan Direktorat Serealia - Ditjen Tanaman Pangan Kementan mendorong investor untuk ikut terlibat, sebab kebutuhan jagung sangat meningkat untuk menuju target swasembada tahun 2024," tuturnya.

Ia mengatakan potensi lahan Indonesia sangat besar dan didukung oleh kekuatan iklim. "Artinya luas tanam dan luas panen terus naik. Puncak panen jagung terjadi pada bulan Februari-Maret. Karena jagung ditanam di musim hujan. Setelah itu melandai, harusnya manajemen stok ada di sana, saat produksi turun bisa dijual," ucapnya.

Saat ini, lanjutnya, jagung sudah menjadi komoditas industri. Pihaknya berharap Indonesia bisa swasembada jagung, bahkan menjadi lumbung jagung di Asia Tenggara. "Tapi sebenarnya saat ini kita sudah mulai swasembada," ucapnya.

Lebih jauh ia mengatakan pada 2023 jumlah sentra pabrik pakan di Indonesia ada 87 unit yang membutuhkan jagung sebagai salah satu bahan bakunya. Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jagung Eman Suryaman berharap jagung beserta produk turunannya dapat menjadi makanan pokok lagi seperti dulu. "Saat ini banyak petani tertarik menanam jagung sebab dapat ditanam di segala kondisi lahan," ujarnya.

Produksi jagung di Indonesia sangat melimpah bahkan mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga tidak perlu lagi impor. "Karena di Indonesia itu kebutuhan jagung tidak hanya untuk manusia. Bahkan yang paling besar adalah untuk pakan ternak atau unggas. Bahkan, kalau sudah besar bisa ekspor dan tentu dapat menambah devisa negara," kata Eman.

Chief Executive Officer (CEO) Krista Exhibitions Daud D Salim selaku penyelenggara kegiatan mengatakan All Agri Expo dan Festival Jagung Nasional 2023 diselenggarakan untuk menginspirasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di seluruh Indonesia.

Baca juga: DLH Mataram memproduksi maggot kering untuk pakan ternak
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah mendukung peningkatan mutu pakan ternak

"Tujuannya agar para pelaku UMKM terinspirasi mengembangkan produk dengan bahan baku jagung secara tradisional dan modern, serta mengoptimalkan sistem budi daya pertanian jagung presisi dengan peningkatan produksi jagung lokal  guna memenuhi kebutuhan bahan baku pangan dan bahan baku pakan untuk pasar dalam negeri dan penciptaan baru pasar global," katanya.

 

Pewarta : Indra Setiawan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024