Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengapresiasi Pentas Seni Muslim Xinjiang yang ditampilkan dalam Festival Muharram di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu malam.
Mahfud hadir secara langsung dalam acara yang diinisiasi Republika dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT). Ia menyebut terdapat pesan kuat yang disampaikan lewat para penampil.
"Menunjukkan bahwa seni itu sifatnya universal tidak mengotak-kotakkan suku, agama, ras, dan sebagainya. Seni disukai manusia di mana saja dan agama apa saja," ujar Mahfud.
Berkenaan dengan tahun baru Islam/hijriah, Mahfud mengatakan pada hakekatnya hijriah berarti perubahan. Maka dari itu, masyarakat diharapkan mampu berubah dengan tidak mengkotak-kotakan demi menuju persatuan dan kebersamaan antara sesama manusia.
"Ini kebetulan peringatan hijriah. Hijriah hakekatnya perubahan, berubah dari keterkotak-kotakkan menuju persatuan, kebersatuan, kebersamaan. Saya kira ini pesan dari Xinjiang tadi bagus," kata dia.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan Festival Hijriah digelar sebagai momentum untuk mengingat perjalanan waktu dan peradaban umat Islam.
Pentas Seni Muslim Xinjiang yang ditampilkan kelompok Art Troupe Performance ini akan berkeliling ke delapan kota lainnya di Indonesia untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam.
Baca juga: Perkenalkan produk UMKM Aceh lewat Festival Meseuraya
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah membukukan rekor MURI Festival "Jelo Nyesek"
Ke delapan kota tersebut yakni di Depok (22 Juli), Bekasi (24 Juli), Bandung (27 Juli), Cirebon (30 Juli), Semarang (2 Agustus), Solo (5 Agustus), Yogyakarta (7 Agustus), dan Surabaya (10 Agustus).
Mahfud hadir secara langsung dalam acara yang diinisiasi Republika dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT). Ia menyebut terdapat pesan kuat yang disampaikan lewat para penampil.
"Menunjukkan bahwa seni itu sifatnya universal tidak mengotak-kotakkan suku, agama, ras, dan sebagainya. Seni disukai manusia di mana saja dan agama apa saja," ujar Mahfud.
Berkenaan dengan tahun baru Islam/hijriah, Mahfud mengatakan pada hakekatnya hijriah berarti perubahan. Maka dari itu, masyarakat diharapkan mampu berubah dengan tidak mengkotak-kotakan demi menuju persatuan dan kebersamaan antara sesama manusia.
"Ini kebetulan peringatan hijriah. Hijriah hakekatnya perubahan, berubah dari keterkotak-kotakkan menuju persatuan, kebersatuan, kebersamaan. Saya kira ini pesan dari Xinjiang tadi bagus," kata dia.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan Festival Hijriah digelar sebagai momentum untuk mengingat perjalanan waktu dan peradaban umat Islam.
Pentas Seni Muslim Xinjiang yang ditampilkan kelompok Art Troupe Performance ini akan berkeliling ke delapan kota lainnya di Indonesia untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam.
Baca juga: Perkenalkan produk UMKM Aceh lewat Festival Meseuraya
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah membukukan rekor MURI Festival "Jelo Nyesek"
Ke delapan kota tersebut yakni di Depok (22 Juli), Bekasi (24 Juli), Bandung (27 Juli), Cirebon (30 Juli), Semarang (2 Agustus), Solo (5 Agustus), Yogyakarta (7 Agustus), dan Surabaya (10 Agustus).