Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengajak Perhimpunan Obstetri Ginekolog Indonesia (POGI) meningkatkan kemampuan seluruh anggota untuk menekan angka kematian ibu di Indonesia.
"Saya berharap POGI selalu semangat dalam mengembangkan ilmu dan kompetensi para dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta mampu menggerakkan anggotanya untuk terus mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia," katanya saat memberikan sambutan secara virtual Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) POGI XXVI/2023 di Yogyakarta, Senin.
Dia menyebut saat ini angka kematian ibu di Indonesia telah menurun menjadi 189 per 100 ribu kelahiran hidup dan diprediksi dapat mencapai target RPJMN yaitu 183 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2024.
Meski telah menurun, kata dia, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sehingga dibutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak, mulai pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, mitra pembangunan dan seluruh komponen bangsa dalam menyelesaikan masalah kesehatan ibu di Indonesia. Kemenkes RI terus berupaya meningkatkan kesehatan ibu dengan mendistribusikan alat USG bagi puskesmas, mengembangkan kapasitas dokter umum dalam penggunaan USG dasar terbatas, mengupayakan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, serta memperbaiki sistem rujukan persalinan.
"Kesehatan ibu harus dijaga sebelum hamil, selama hamil, saat bersalin, dan seterusnya dalam membesarkan anak-anaknya sehingga dapat melahirkan serta membesarkan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik," kata Budi.
Ketua POGI Cabang DIY Irwan Taufiqurrahman menyatakan Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI di Yogyakarta dihadiri 3.000 dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pertemuan yang berlangsung mulai 24 hingga 26 Juli 2023 itu mengangkat tema "Recharge, Rebuild, Preparedness of Women's Health". Melalui pertemuan itu, kata dia, seluruh anggota POGI melakukan peningkatan kompetensi dan pengetahuan bagaimana melakukan pencegahan tiga macam penyebab utama kematian ibu di Indonesia.
Baca juga: Tempat teraman bagi ibu lakukan persalinan di rumah sakit
Baca juga: RSIA Bunda Denpasar berikan perluasan jangkauan fasilitas layanan kesehatan terpadu
Sebanyak tiga aspek yang menyebabkan kematian ibu adalah pendarahan yang masih tinggi, preeklamsia, dan masalah infeksi. "Harapannya setelah mereka kembali ke daerah masing-masing, mereka mempunyai persepsi atau 'update' ilmu bagaimana menurunkan angka kematian ibu," kata Irwan.
"Saya berharap POGI selalu semangat dalam mengembangkan ilmu dan kompetensi para dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta mampu menggerakkan anggotanya untuk terus mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia," katanya saat memberikan sambutan secara virtual Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) POGI XXVI/2023 di Yogyakarta, Senin.
Dia menyebut saat ini angka kematian ibu di Indonesia telah menurun menjadi 189 per 100 ribu kelahiran hidup dan diprediksi dapat mencapai target RPJMN yaitu 183 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2024.
Meski telah menurun, kata dia, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sehingga dibutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak, mulai pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, mitra pembangunan dan seluruh komponen bangsa dalam menyelesaikan masalah kesehatan ibu di Indonesia. Kemenkes RI terus berupaya meningkatkan kesehatan ibu dengan mendistribusikan alat USG bagi puskesmas, mengembangkan kapasitas dokter umum dalam penggunaan USG dasar terbatas, mengupayakan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, serta memperbaiki sistem rujukan persalinan.
"Kesehatan ibu harus dijaga sebelum hamil, selama hamil, saat bersalin, dan seterusnya dalam membesarkan anak-anaknya sehingga dapat melahirkan serta membesarkan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik," kata Budi.
Ketua POGI Cabang DIY Irwan Taufiqurrahman menyatakan Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI di Yogyakarta dihadiri 3.000 dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pertemuan yang berlangsung mulai 24 hingga 26 Juli 2023 itu mengangkat tema "Recharge, Rebuild, Preparedness of Women's Health". Melalui pertemuan itu, kata dia, seluruh anggota POGI melakukan peningkatan kompetensi dan pengetahuan bagaimana melakukan pencegahan tiga macam penyebab utama kematian ibu di Indonesia.
Baca juga: Tempat teraman bagi ibu lakukan persalinan di rumah sakit
Baca juga: RSIA Bunda Denpasar berikan perluasan jangkauan fasilitas layanan kesehatan terpadu
Sebanyak tiga aspek yang menyebabkan kematian ibu adalah pendarahan yang masih tinggi, preeklamsia, dan masalah infeksi. "Harapannya setelah mereka kembali ke daerah masing-masing, mereka mempunyai persepsi atau 'update' ilmu bagaimana menurunkan angka kematian ibu," kata Irwan.