Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan siap mengupayakan pemerataan akses internet agar dapat menyukseskan visi pemerintah dalam percepatan transformasi digital nasional.
Sebagai asosiasi yang menghimpun para penyedia jasa internet secara nasional maka APJII optimistis pemerataan infrastruktur digital akan mendorong Indonesia mencapai potensi optimalnya di sektor digital.
"Tentunya apapun yang berhubungan dengan transformasi digital, membutuhkan landasan atau infrastruktur yang baik. Di Indonesia jika kita melihat pemerataan akses infrastruktur ini menjadi PR utama bangsa kita. Saat semua infrastruktur ini selesai maka semua layanan di atasnya bisa dilewati," kata Ketua APJII Muhammad Arif Angga di Jakarta, Rabu.
Dalam data yang dihimpun APJII, masih ada sekitar 20 persen masyarakat di Indonesia yang belum mendapatkan akses ke internet di 2022. Berkaca dari hal itu, pemerataan akses internet menjadi prioritas APJII sejalan dengan program pemerintah menyediakan konektivitas di wilayah-wilayah yang belum tersentuh layanan telekomunikasi.
Dukungan APJII dalam pemerataan internet menyukseskan transformasi digital juga turut diperkuat oleh salah satu anggotanya yang merupakan perusahaan BUMN yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Presiden Direktur PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Ririek Andriansyah dalam acara Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) 2023 di Grand Ballroom JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023). (ANTARA/Livia Kristianti)
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Telkom Ririek Andriansyah menyatakan kesiapannya untuk memperbanyak akses internet agar dapat mendukung visi Indonesia emas 2045. "Kita siap support, tidak cuma Telkom dan Telkomsel tapi sebagai anggota APJII kita nyatakan siap support (untuk pembangunan infrastruktur)," ujar Ririek.
Ririek mengatakan dengan akses internet yang merata, Indonesia bisa mendapatkan potensi ekonomi digital dengan lebih maksimal. Dalam laporan Google, Temasek dan Bain & Company di 2022 saat penetrasi digital mencapai 78 persen saja, Indonesia telah memimpin ekonomi digital untuk regional Asia Tenggara dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) atau Nilai Penjualan Bruto mencapai 77 miliar dolar AS (Rp1.198,3 triliun).
Baca juga: Kominfo sebutkan satelit pilihan tepat atasi pemerataan akses internet
Baca juga: Kemensos membuka akses internet untuk masyarakat 3T
Tentunya apabila komitmen pemerataan infrastruktur digital digalakkan oleh berbagai pihak tidak hanya pemerintah tapi juga pihak terkait seperti penyedia jasa internet, maka Indonesia bisa mencapai proyeksi ekonomi digital 2045 mencapai Rp22.513 triliun.
Sebagai asosiasi yang menghimpun para penyedia jasa internet secara nasional maka APJII optimistis pemerataan infrastruktur digital akan mendorong Indonesia mencapai potensi optimalnya di sektor digital.
"Tentunya apapun yang berhubungan dengan transformasi digital, membutuhkan landasan atau infrastruktur yang baik. Di Indonesia jika kita melihat pemerataan akses infrastruktur ini menjadi PR utama bangsa kita. Saat semua infrastruktur ini selesai maka semua layanan di atasnya bisa dilewati," kata Ketua APJII Muhammad Arif Angga di Jakarta, Rabu.
Dalam data yang dihimpun APJII, masih ada sekitar 20 persen masyarakat di Indonesia yang belum mendapatkan akses ke internet di 2022. Berkaca dari hal itu, pemerataan akses internet menjadi prioritas APJII sejalan dengan program pemerintah menyediakan konektivitas di wilayah-wilayah yang belum tersentuh layanan telekomunikasi.
Dukungan APJII dalam pemerataan internet menyukseskan transformasi digital juga turut diperkuat oleh salah satu anggotanya yang merupakan perusahaan BUMN yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Telkom Ririek Andriansyah menyatakan kesiapannya untuk memperbanyak akses internet agar dapat mendukung visi Indonesia emas 2045. "Kita siap support, tidak cuma Telkom dan Telkomsel tapi sebagai anggota APJII kita nyatakan siap support (untuk pembangunan infrastruktur)," ujar Ririek.
Ririek mengatakan dengan akses internet yang merata, Indonesia bisa mendapatkan potensi ekonomi digital dengan lebih maksimal. Dalam laporan Google, Temasek dan Bain & Company di 2022 saat penetrasi digital mencapai 78 persen saja, Indonesia telah memimpin ekonomi digital untuk regional Asia Tenggara dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) atau Nilai Penjualan Bruto mencapai 77 miliar dolar AS (Rp1.198,3 triliun).
Baca juga: Kominfo sebutkan satelit pilihan tepat atasi pemerataan akses internet
Baca juga: Kemensos membuka akses internet untuk masyarakat 3T
Tentunya apabila komitmen pemerataan infrastruktur digital digalakkan oleh berbagai pihak tidak hanya pemerintah tapi juga pihak terkait seperti penyedia jasa internet, maka Indonesia bisa mencapai proyeksi ekonomi digital 2045 mencapai Rp22.513 triliun.