Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Djohan Sjamsu mengatakan pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp61 miliar untuk pembangunan Jalan Lingkar Utara (Jalinkra) di wilayah itu.
"Dari informasi yang kita terima dari pusat yang bisa didanai Rp61 miliar dulu. Sisanya nanti setelah ini selesai dikerjakan," ujarnya di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan anggaran Rp61 miliar itu hanya untuk pembangunan jalan di luar pembangunan jembatan
"Jadi anggaran ini untuk jalan saja, kalau ada jalan kemudian ada jembatan-nya kita hindari dulu, lewati. Karena bangun satu jembatan ini cukup besar biayanya, makanya kita prioritaskan jalannya aja dulu," terangnya.
"Tapi bukan berarti bangun jalan baru, terus kemudian jembatan-nya tidak. Jembatan tetap di bangun tapi menyusul," sambung Djohan Sjamsu.
Bupati berharap dengan adanya anggaran tersebut pembangunan Jalinkra bisa dikerjakan di tahun 2023. Namun kembali lagi persoalan pembangunan diserahkan kepada pemerintah pusat.
"Kalau kapan bangun tergantung pusat tapi harapan kita tahun ini bisa dikerjakan," katanya.
Menurut dia Jalinkra ini sudah sejak lama diperjuangkan bisa terbangun. Karena jika mengandalkan ruas jalan yang ada sekarang sudah tidak bisa menampung kendaraan baik yang menuju dan keluar Kabupaten Lombok Utara.
"Ini sudah kita perjuangkan sejak lama pembangunannya, bahkan pembebasannya sudah kita lakukan dari 6-7 tahun lalu," ujarnya.
Oleh sebab itu, karena pihaknya ingin ini jadi makanya pihaknya bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB berangkat ke Jakarta menemui Kementerian PUPR, dan Bappenas untuk meminta dukungan pusat untuk membantu membiayai jalan tersebut.
Untuk diketahui pembangunan Jalinkra ini membutuhkan anggaran hampir Rp700 miliar. Rencana pembangunan Jalinkra sepanjang 11 kilometer dimulai dari Desa Medana-Tanjung ke Desa Segara Katon-Gangga.
Pembangunan Jalinkra ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan atau kemacetan arus lalu lintas dan menopang pariwisata di Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu destinasi wisata andalan NTB.
"Dari informasi yang kita terima dari pusat yang bisa didanai Rp61 miliar dulu. Sisanya nanti setelah ini selesai dikerjakan," ujarnya di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan anggaran Rp61 miliar itu hanya untuk pembangunan jalan di luar pembangunan jembatan
"Jadi anggaran ini untuk jalan saja, kalau ada jalan kemudian ada jembatan-nya kita hindari dulu, lewati. Karena bangun satu jembatan ini cukup besar biayanya, makanya kita prioritaskan jalannya aja dulu," terangnya.
"Tapi bukan berarti bangun jalan baru, terus kemudian jembatan-nya tidak. Jembatan tetap di bangun tapi menyusul," sambung Djohan Sjamsu.
Bupati berharap dengan adanya anggaran tersebut pembangunan Jalinkra bisa dikerjakan di tahun 2023. Namun kembali lagi persoalan pembangunan diserahkan kepada pemerintah pusat.
"Kalau kapan bangun tergantung pusat tapi harapan kita tahun ini bisa dikerjakan," katanya.
Menurut dia Jalinkra ini sudah sejak lama diperjuangkan bisa terbangun. Karena jika mengandalkan ruas jalan yang ada sekarang sudah tidak bisa menampung kendaraan baik yang menuju dan keluar Kabupaten Lombok Utara.
"Ini sudah kita perjuangkan sejak lama pembangunannya, bahkan pembebasannya sudah kita lakukan dari 6-7 tahun lalu," ujarnya.
Oleh sebab itu, karena pihaknya ingin ini jadi makanya pihaknya bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB berangkat ke Jakarta menemui Kementerian PUPR, dan Bappenas untuk meminta dukungan pusat untuk membantu membiayai jalan tersebut.
Untuk diketahui pembangunan Jalinkra ini membutuhkan anggaran hampir Rp700 miliar. Rencana pembangunan Jalinkra sepanjang 11 kilometer dimulai dari Desa Medana-Tanjung ke Desa Segara Katon-Gangga.
Pembangunan Jalinkra ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan atau kemacetan arus lalu lintas dan menopang pariwisata di Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu destinasi wisata andalan NTB.