Surabaya (ANTARA) - PT PAL Indonesia melakukan ekspor dua kapal perang untuk kedua kalinya bagi Angkatan Laut Filipina yang ditandai dengan pemotongan baja pertama atau first steel cutting pada pembangunan kapal landing dock pertama, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan kerja sama ini merupakan peran sentralitas Indonesia sebagai bagian dari ASEAN dalam mengurangi risiko geopolitik. "Kerja sama kedua negara merupakan cerminan bagaimana kontribusi Indonesia dalam menjaga keamanan kawasan ASEAN, agar menjadi negara yang kuat, stabil, dan saling mendukung," ujar Kaharuddin Djenod.
Kapal Landing Dock Philippines (LDP) mempunyai panjang keseluruhan mencapai 124 meter, dan displacement sebesar 7.200 ton, serta mampu berlayar hingga 30 hari penuh. "Kapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina, dengan sedikit perubahan pada platform kapal," ujarnya pula.
Nantinya, kapal landing dock ini diharapkan mampu berlayar hingga sea state 6. Kaharuddin Djenod memaparkan hingga akhir Juli, perkembangan Landing Dock Philippines sudah mencapai 20,24 persen, lebih cepat dari target yang direncanakan.
"Begitu juga dengan Landing Dock Philippines yang kedua. Kami akan menjaga kemajuan positif ini," ujar Kaharuddin Djenod. Mengusung 117 blocks pada tahapan produksinya, kapal Landing Dock Philippines ini akan memiliki sistership, yang dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan tahapan yang sama.
Kontrak pembangunan dua unit kapal perang landing dock ini turut menunjukkan posisi dan peran vital Indonesia dalam stabilitas regional. Kapasitas dan kapabilitas PT PAL Indonesia sebagai industri perkapalan nasional menunjukkan geliat positif di sektor ekonomi, salah satunya berupa eskalasi penyerapan tenaga kerja sekaligus pemenuhan kebutuhan material/equipment pada ekosistem pertahanan di tingkat nasional dalam memenuhi kebutuhan ekspor.
Menurut dia, kontribusi PT PAL Indonesia dalam meningkatkan kemampuan Angkatan Laut Filipina, mencerminkan transformasi berkelanjutan. Baik di tingkat nasional maupun kawasan ASEAN, agar dapat tercapai kawasan yang kuat, stabil, dan saling mendukung untuk mengamankan satu sama lain.
Flag Officer in Command Philippines Navy Toribio D Adaci mengatakan bahwa dua landing dock pertama yang dibangun dan diselesaikan oleh PT PAL Indonesia untuk Angkatan Laut Filipina ada di tahun 2016 dan 2017. Hal tersebut membuktikan kualitas dan fungsionalitas produk dan layanan yang sangat luar biasa.
"Kapal ini telah membuktikan nilainya dalam berbagai operasi militer dan non-militer, menunjukkan pentingnya peran angkatan laut kita. Serta sangat berperan dalam operasi keamanan dan non-keamanan kami di Filipina," ujar Toribio D Adaci.
Baca juga: Dua kapal perang Iran lakukan misi perdamaian ke Indonesia
Baca juga: TNI AL menerjunkan lima Kapal Perang Indonesia untuk kawal MotoGP 2022
Toribio D Adaci kembali menegaskan pembelian dua landing dock kali ini akan sangat membantu bangsanya dalam melancarkan penjagaan keamanan. "Selain itu, juga untuk membantu pelaksanaan bantuan kemanusiaan kami dalam penanggulangan bencana," ujarnya lagi.
CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan kerja sama ini merupakan peran sentralitas Indonesia sebagai bagian dari ASEAN dalam mengurangi risiko geopolitik. "Kerja sama kedua negara merupakan cerminan bagaimana kontribusi Indonesia dalam menjaga keamanan kawasan ASEAN, agar menjadi negara yang kuat, stabil, dan saling mendukung," ujar Kaharuddin Djenod.
Kapal Landing Dock Philippines (LDP) mempunyai panjang keseluruhan mencapai 124 meter, dan displacement sebesar 7.200 ton, serta mampu berlayar hingga 30 hari penuh. "Kapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina, dengan sedikit perubahan pada platform kapal," ujarnya pula.
Nantinya, kapal landing dock ini diharapkan mampu berlayar hingga sea state 6. Kaharuddin Djenod memaparkan hingga akhir Juli, perkembangan Landing Dock Philippines sudah mencapai 20,24 persen, lebih cepat dari target yang direncanakan.
"Begitu juga dengan Landing Dock Philippines yang kedua. Kami akan menjaga kemajuan positif ini," ujar Kaharuddin Djenod. Mengusung 117 blocks pada tahapan produksinya, kapal Landing Dock Philippines ini akan memiliki sistership, yang dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan tahapan yang sama.
Kontrak pembangunan dua unit kapal perang landing dock ini turut menunjukkan posisi dan peran vital Indonesia dalam stabilitas regional. Kapasitas dan kapabilitas PT PAL Indonesia sebagai industri perkapalan nasional menunjukkan geliat positif di sektor ekonomi, salah satunya berupa eskalasi penyerapan tenaga kerja sekaligus pemenuhan kebutuhan material/equipment pada ekosistem pertahanan di tingkat nasional dalam memenuhi kebutuhan ekspor.
Menurut dia, kontribusi PT PAL Indonesia dalam meningkatkan kemampuan Angkatan Laut Filipina, mencerminkan transformasi berkelanjutan. Baik di tingkat nasional maupun kawasan ASEAN, agar dapat tercapai kawasan yang kuat, stabil, dan saling mendukung untuk mengamankan satu sama lain.
Flag Officer in Command Philippines Navy Toribio D Adaci mengatakan bahwa dua landing dock pertama yang dibangun dan diselesaikan oleh PT PAL Indonesia untuk Angkatan Laut Filipina ada di tahun 2016 dan 2017. Hal tersebut membuktikan kualitas dan fungsionalitas produk dan layanan yang sangat luar biasa.
"Kapal ini telah membuktikan nilainya dalam berbagai operasi militer dan non-militer, menunjukkan pentingnya peran angkatan laut kita. Serta sangat berperan dalam operasi keamanan dan non-keamanan kami di Filipina," ujar Toribio D Adaci.
Baca juga: Dua kapal perang Iran lakukan misi perdamaian ke Indonesia
Baca juga: TNI AL menerjunkan lima Kapal Perang Indonesia untuk kawal MotoGP 2022
Toribio D Adaci kembali menegaskan pembelian dua landing dock kali ini akan sangat membantu bangsanya dalam melancarkan penjagaan keamanan. "Selain itu, juga untuk membantu pelaksanaan bantuan kemanusiaan kami dalam penanggulangan bencana," ujarnya lagi.