Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan (Zulhas) menyoroti pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mengaku tak diajak diskusi secara khusus oleh Prabowo Subianto soal pergantian nama koalisi.
Adapun koalisi pendukung bakal capres Prabowo baru saja berganti nama dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Memang kami semua baru tahu (pergantian nama koalisi). Memang kami di situ ngomong-ngomong-nya, tidak direncanakan. Kan pidato saya judulnya 'Kemajuan dan Kedaulatan'," ujar Zulhas usai HUT Ke-25 PAN di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa malam.
Menurut dia, pergantian nama koalisi itu terjadi secara spontan dan tanpa adanya perencanaan terlebih dulu. "Tidak didiskusikan, tidak di anu semua. Ya, spontan aja di situ," jelasnya.
Menteri Perdagangan itu menjelaskan bahwa pergantian tersebut dilakukan setelah berembuk bersama ketua-ketua partai anggota koalisi, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada rangkaian peringatan HUT Ke-25 PAN di Jakarta, Senin (28/8).
"Pak Prabowo (menanyakan) bagaimana kalau nama koalisi kita, sudah, Indonesia Maju saja, meneruskan. Bagaimana Pak Zul? Setuju! Bagaimana Cak Imin? Setuju. Jadi memang baru di acara HUT PAN itu," ucap Mendag Zulhas. Sebelumnya, pada Senin (28/8), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku akan melaporkan ke partai terkait perubahan nama koalisi pendukung Prabowo Subianto yang mulanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Ya saya baru tahu tadi sama Pak Prabowo bahwa koalisinya jadi Koalisi Indonesia Maju. Tentu saya akan lapor ke partai bahwa perkembangannya sudah berubah. Berarti KKIR dibubarkan dong? Nah saya tidak tahu. Saya akan melapor ke partai dulu," tutur Muhaimin yang juga populer dengan sapaan Cak Imin menjawab pertanyaan wartawan selepas acara tersebut.
Partai Gerindra dan PKB resmi membentuk KKIR dan menandatangani perjanjian yang disebut sebagai Piagam Sentul pada 13 Agustus 2022. Dalam piagam itu, salah satu poin perjanjian nama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden ditentukan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Dua partai itu telah mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024. Walaupun demikian, dua partai belum menyepakati nama bakal calon wakil presiden (cawapres).
Kemudian, PAN dan Golkar pada 13 Agustus 2023 ikut mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden. Nama koalisi pun berganti menjadi Koalisi Indonesia Maju sebagaimana diumumkan Prabowo pada Senin (28/8) malam.
Terkait kelanjutan Piagam Sentul, Cak Imin belum dapat memberikan komentar. "Makanya, saya baru dikasih tahu," kata dia menjawab pertanyaan wartawan. Dia mengatakan dirinya tidak mempunyai hak untuk setuju atau tidak setuju atas pergantian nama itu. Terlepas dari itu, Cak Imin menyampaikan dia berkewajiban menjelaskan perubahan tersebut kepada partai-nya, termasuk terkait kelanjutan Piagam Sentul. "Yang penting saya harus mempertanggungjawabkan ke partai saya," ucap Muhaimin.
Prabowo saat mengumumkan nama Koalisi Indonesia Maju mengaku telah berembuk bersama ketua-ketua partai anggota koalisi, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Tadi kami berembuk, para ketua umum tadi berembuk walaupun sebentar, ya Pak Zul (Zulkifli Hasan), Pak Airlangga, Gus (Muhaimin Iskandar, dan Pak Profesor (Yusril Ihza Mahendra), kami sepakat, koalisi kita, kita beri nama, Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo yang disambut riuh tepuk tangan peserta acara dan para ketua umum partai.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan nama itu terpilih karena Prabowo, bakal calon presiden yang diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PAN, Golkar, dan PBB, berkeinginan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Bakal Capres Ganjar siap lanjutkan kerja besar Presiden Jokowi
Baca juga: Bakal capres Ganjar pakai baju bergambar jokowi
"Setelah saya masuk, saya lihat dari dekat, saya ikut pemerintahan ini, saya yakin bahwa Pak Jokowi seorang patriot yang memikirkan rakyat dan bangsa Indonesia, dan pemikiran-pemikiran beliau benar dan berhasil sampai sekarang, dan untuk itulah saya sepenuh hati, saya ingin teruskan perjuangan beliau," kata Prabowo.
Adapun koalisi pendukung bakal capres Prabowo baru saja berganti nama dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Memang kami semua baru tahu (pergantian nama koalisi). Memang kami di situ ngomong-ngomong-nya, tidak direncanakan. Kan pidato saya judulnya 'Kemajuan dan Kedaulatan'," ujar Zulhas usai HUT Ke-25 PAN di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa malam.
Menurut dia, pergantian nama koalisi itu terjadi secara spontan dan tanpa adanya perencanaan terlebih dulu. "Tidak didiskusikan, tidak di anu semua. Ya, spontan aja di situ," jelasnya.
Menteri Perdagangan itu menjelaskan bahwa pergantian tersebut dilakukan setelah berembuk bersama ketua-ketua partai anggota koalisi, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada rangkaian peringatan HUT Ke-25 PAN di Jakarta, Senin (28/8).
"Pak Prabowo (menanyakan) bagaimana kalau nama koalisi kita, sudah, Indonesia Maju saja, meneruskan. Bagaimana Pak Zul? Setuju! Bagaimana Cak Imin? Setuju. Jadi memang baru di acara HUT PAN itu," ucap Mendag Zulhas. Sebelumnya, pada Senin (28/8), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku akan melaporkan ke partai terkait perubahan nama koalisi pendukung Prabowo Subianto yang mulanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Ya saya baru tahu tadi sama Pak Prabowo bahwa koalisinya jadi Koalisi Indonesia Maju. Tentu saya akan lapor ke partai bahwa perkembangannya sudah berubah. Berarti KKIR dibubarkan dong? Nah saya tidak tahu. Saya akan melapor ke partai dulu," tutur Muhaimin yang juga populer dengan sapaan Cak Imin menjawab pertanyaan wartawan selepas acara tersebut.
Partai Gerindra dan PKB resmi membentuk KKIR dan menandatangani perjanjian yang disebut sebagai Piagam Sentul pada 13 Agustus 2022. Dalam piagam itu, salah satu poin perjanjian nama bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden ditentukan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Dua partai itu telah mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024. Walaupun demikian, dua partai belum menyepakati nama bakal calon wakil presiden (cawapres).
Kemudian, PAN dan Golkar pada 13 Agustus 2023 ikut mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden. Nama koalisi pun berganti menjadi Koalisi Indonesia Maju sebagaimana diumumkan Prabowo pada Senin (28/8) malam.
Terkait kelanjutan Piagam Sentul, Cak Imin belum dapat memberikan komentar. "Makanya, saya baru dikasih tahu," kata dia menjawab pertanyaan wartawan. Dia mengatakan dirinya tidak mempunyai hak untuk setuju atau tidak setuju atas pergantian nama itu. Terlepas dari itu, Cak Imin menyampaikan dia berkewajiban menjelaskan perubahan tersebut kepada partai-nya, termasuk terkait kelanjutan Piagam Sentul. "Yang penting saya harus mempertanggungjawabkan ke partai saya," ucap Muhaimin.
Prabowo saat mengumumkan nama Koalisi Indonesia Maju mengaku telah berembuk bersama ketua-ketua partai anggota koalisi, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Tadi kami berembuk, para ketua umum tadi berembuk walaupun sebentar, ya Pak Zul (Zulkifli Hasan), Pak Airlangga, Gus (Muhaimin Iskandar, dan Pak Profesor (Yusril Ihza Mahendra), kami sepakat, koalisi kita, kita beri nama, Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo yang disambut riuh tepuk tangan peserta acara dan para ketua umum partai.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan nama itu terpilih karena Prabowo, bakal calon presiden yang diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PAN, Golkar, dan PBB, berkeinginan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Bakal Capres Ganjar siap lanjutkan kerja besar Presiden Jokowi
Baca juga: Bakal capres Ganjar pakai baju bergambar jokowi
"Setelah saya masuk, saya lihat dari dekat, saya ikut pemerintahan ini, saya yakin bahwa Pak Jokowi seorang patriot yang memikirkan rakyat dan bangsa Indonesia, dan pemikiran-pemikiran beliau benar dan berhasil sampai sekarang, dan untuk itulah saya sepenuh hati, saya ingin teruskan perjuangan beliau," kata Prabowo.