Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menjual sekitar 15 ton lebih ton sampah plastik ke salah satu bank sampah di Kabupaten Lombok Timur, yang akan dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan solar.

Kepala DLH Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Kamis, mengatakan, sebanyak 15 ton lebih sampah plastik yang dijual itu merupakan angka kumulatif dari Januari 2023.

"Sampah plastik yang kita jual itu hasil pemilahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo Ampenan dan Sandubaya," katanya.

Menurutnya, produksi sampah plastik yang dipilah dari dua TPST tersebut dalam sebulan mencapai sekitar 2 hingga 2,5 ton. Sampah terpilah itu sudah dalam kondisi bersih.

Untuk harganya, tergantung dari jenis sampah plastik. Misalnya, kata dia, kalau untuk sampah plastik jenis kresek sekali pakai harganya Rp1.000 per kilogram, sedangkan kalau jenis botol atau gelas plastik bisa mencapai Rp3.500-Rp4.000 per kilogram.

Selama ini, katanya, pengiriman atau penjualan sampah plastik ke Kabupaten Lombok Timur dilakukan sekali sebulan. Namun untuk mengoptimalkan pendapatan, saat ini sedang diupayakan pengiriman dua kali sebulan.

"Jadi kalau sampah plastik sudah terkumpul 1,6 ton atau 1,8 ton, langsung kita kirim tidak perlu menunggu satu bulan," katanya.

Lebih jauh Kemal mengatakan dengan adanya kerja sama tersebut maka ke depan sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan semakin kecil.

"Pasalnya, selain sampah plastik, sampah organik sudah sudah kita manfaatkan menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair," katanya.


Berdasarkan data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.

Namun sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 170 ton per hari.

Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok.

"Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair," katanya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024