Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memberikan pendidikan mitigasi bencana di lingkungan sekolah guna meminimalisasi dampak bencana.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf di Mataram, Kamis, mengatakan edukasi mitigasi bencana perlu dilakukan sejak dini kepada anak-anak, baik tingkat SD maupun SMP.
"Tujuannya, untuk memberikan pendalaman pengetahuan dan kesiapsiagaan sehingga siswa mampu bertindak pada saat sebelum dan sesudah terjadinya bencana," katanya.
Hal tersebut disampaikan menanggapi telah terbentuknya 50 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) Kota Mataram, dengan kegiatan utama penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami.
Dia mengatakan oleh karena kegiatan utamanya penanganan gempa dan tsunami maka sekolah-sekolah yang perlu mendapatkan edukasi lebih awal adalah sekolah yang berada di wilayah pesisir pantai.
"Sekolah-sekolah yang berada di wilayah pesisir pantai akan kita prioritaskan di delapan kelurahan penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami," katanya.
Sesuai data BPBD, delapan kelurahan di sepanjang pantai Kota Mataram, meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru menjadi lokasi kegiatan penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami melalui Program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia Tahun 2023,
"Karena itu, sekolah-sekolah yang ada di delapan kelurahan akan kita data, dan meminta kerja sama BPBD Kota Mataram memberikan edukasi mitigasi bencana berbasis gempa dan tsunami," katanya.
Sebelumnya, kata dia, untuk mitigasi bencana di sekolah sudah pernah ada kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dari Surabaya, bahkan sudah dilakukan simulasi serta mendapat buku panduan.
"Namun tidak ada salahnya mitigasi bencana di sekolah dilaksanakan lagi untuk kembali mengingatkan anak-anak," katanya.
Selain itu, katanya, BPBD Kota Mataram juga sudah memasang berbagai rambu atau fasilitas rambu mitigasi bencana, seperti jalur evakuasi dan titik kumpul.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf di Mataram, Kamis, mengatakan edukasi mitigasi bencana perlu dilakukan sejak dini kepada anak-anak, baik tingkat SD maupun SMP.
"Tujuannya, untuk memberikan pendalaman pengetahuan dan kesiapsiagaan sehingga siswa mampu bertindak pada saat sebelum dan sesudah terjadinya bencana," katanya.
Hal tersebut disampaikan menanggapi telah terbentuknya 50 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (Destana) Kota Mataram, dengan kegiatan utama penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami.
Dia mengatakan oleh karena kegiatan utamanya penanganan gempa dan tsunami maka sekolah-sekolah yang perlu mendapatkan edukasi lebih awal adalah sekolah yang berada di wilayah pesisir pantai.
"Sekolah-sekolah yang berada di wilayah pesisir pantai akan kita prioritaskan di delapan kelurahan penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami," katanya.
Sesuai data BPBD, delapan kelurahan di sepanjang pantai Kota Mataram, meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru menjadi lokasi kegiatan penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami melalui Program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia Tahun 2023,
"Karena itu, sekolah-sekolah yang ada di delapan kelurahan akan kita data, dan meminta kerja sama BPBD Kota Mataram memberikan edukasi mitigasi bencana berbasis gempa dan tsunami," katanya.
Sebelumnya, kata dia, untuk mitigasi bencana di sekolah sudah pernah ada kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dari Surabaya, bahkan sudah dilakukan simulasi serta mendapat buku panduan.
"Namun tidak ada salahnya mitigasi bencana di sekolah dilaksanakan lagi untuk kembali mengingatkan anak-anak," katanya.
Selain itu, katanya, BPBD Kota Mataram juga sudah memasang berbagai rambu atau fasilitas rambu mitigasi bencana, seperti jalur evakuasi dan titik kumpul.