Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggelar bakti sosial dalam rangka kampanye kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya mencegah stunting sekaligus memperingati Hari Kesehatan Gigi Nasional.
"Baksos ini dalam rangka mendukung program nasional pencegahan stunting sekaligus mengoptimalkan peran dokter gigi dalam kontribusi pencegahan stunting," kata ketua panitia kegiatan itu, drg Febrina Roulita Siregar, di SMK Mitra Industri MM 2100 Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan kegiatan ini diisi dengan penyuluhan menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya mencegah stunting serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut menggunakan rekam medis elektronik berbasis aplikasi Klinikoo.
Penggunaan dokumen rekam medis elektronik menjadi syarat wajib seluruh fasilitas kesehatan saat memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022.
Ia mengatakan bakti sosial yang mengambil tema "Gebyar Mencegah Gigi Berlubang agar Terhindar Stunting (Gemilang Terang)" melibatkan 138 dokter gigi se-Kabupaten Bekasi dengan menyasar 600 siswi SMK Mitra Industri serta 15 pekerja perempuan produktif di kawasan industri MM 2100.
Acara ini dibuka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dr Alamsyah didukung RS EMC Cibitung, Jotun, Cobra, Klinikoo, kawasan industri MM 2100, Wardah, serta pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat.
Ketua PDGI Kabupaten Bekasi drg Gurnita Wisnu Rahmawan mengatakan angka stunting di Indonesia masih tinggi serta belum memenuhi target penurunan sehingga dibutuhkan kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan, termasuk gigi dan mulut.
"Karena kondisi rongga mulut yang sehat pada perempuan khususnya akan mengurangi faktor terjadinya stunting pada ibu hamil di masa depan," katanya.
Dia mengatakan Hari Kesehatan Gigi Nasional menjadi momentum meningkatkan semangat juang dan pengabdian dokter gigi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Momentum tersebut merupakan suatu refleksi bahwasanya peran serta dokter gigi masih diperlukan dalam upaya penyuluhan berkaitan pencegahan stunting di mana 1.000 hari pertama kehidupan harus memiliki asupan gizi yang baik dan seimbang.
Kontribusi dokter gigi juga dibutuhkan untuk memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut sehingga pada saat remaja putri memasuki fase memiliki anak tidak diperparah dengan kondisi rongga mulut yang kotor.
"Ini berkaitan erat dengan gizi yang akan masuk pada saat ibu hamil atau pada saat anak usia balita. Semakin banyak masyarakat terdidik secara pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut, semakin tinggi peluang kita menurunkan angka stunting," kata dia.
"Baksos ini dalam rangka mendukung program nasional pencegahan stunting sekaligus mengoptimalkan peran dokter gigi dalam kontribusi pencegahan stunting," kata ketua panitia kegiatan itu, drg Febrina Roulita Siregar, di SMK Mitra Industri MM 2100 Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan kegiatan ini diisi dengan penyuluhan menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya mencegah stunting serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut menggunakan rekam medis elektronik berbasis aplikasi Klinikoo.
Penggunaan dokumen rekam medis elektronik menjadi syarat wajib seluruh fasilitas kesehatan saat memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022.
Ia mengatakan bakti sosial yang mengambil tema "Gebyar Mencegah Gigi Berlubang agar Terhindar Stunting (Gemilang Terang)" melibatkan 138 dokter gigi se-Kabupaten Bekasi dengan menyasar 600 siswi SMK Mitra Industri serta 15 pekerja perempuan produktif di kawasan industri MM 2100.
Acara ini dibuka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dr Alamsyah didukung RS EMC Cibitung, Jotun, Cobra, Klinikoo, kawasan industri MM 2100, Wardah, serta pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat.
Ketua PDGI Kabupaten Bekasi drg Gurnita Wisnu Rahmawan mengatakan angka stunting di Indonesia masih tinggi serta belum memenuhi target penurunan sehingga dibutuhkan kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan, termasuk gigi dan mulut.
"Karena kondisi rongga mulut yang sehat pada perempuan khususnya akan mengurangi faktor terjadinya stunting pada ibu hamil di masa depan," katanya.
Dia mengatakan Hari Kesehatan Gigi Nasional menjadi momentum meningkatkan semangat juang dan pengabdian dokter gigi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Momentum tersebut merupakan suatu refleksi bahwasanya peran serta dokter gigi masih diperlukan dalam upaya penyuluhan berkaitan pencegahan stunting di mana 1.000 hari pertama kehidupan harus memiliki asupan gizi yang baik dan seimbang.
Kontribusi dokter gigi juga dibutuhkan untuk memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut sehingga pada saat remaja putri memasuki fase memiliki anak tidak diperparah dengan kondisi rongga mulut yang kotor.
"Ini berkaitan erat dengan gizi yang akan masuk pada saat ibu hamil atau pada saat anak usia balita. Semakin banyak masyarakat terdidik secara pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut, semakin tinggi peluang kita menurunkan angka stunting," kata dia.