Mataram (ANTARA) - Program Studi Hubungan Internasional (HI), Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, menggelar "International Conference, Southeast Asia Conference on Migration and Development (SEACMD)" yang diikuti oleh 150 mahasiswa dari Indonesia dan luar negeri, khususnya Asia Tenggara.
"Setidaknya terdapat 150 lebih peserta dengan 60 paper tersubmit yang mengikuti acara ini, mereka datang dari berbagai negara terutama negara yang tergabung dalam ASEAN," kata Ketua Panitia konferensi, Kinanti Risa Sabila, saat diwawancarai di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan 150 mahasiswa tersebut tersebar dari beberapa universitas dalam dan luar negeri, seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Gajah Mada, Binus University dan beberapa universitas lain termasuk Universitas Mataram, selaku tuan rumah.
Kemudian Chulalongkorn University, Walailak University, dan Mahidol University di Thailand, National Cheng Chi University di China, serta Ritsumeikan University di Jepang,
Konferensi tersebut, katanya, merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali diadakan oleh prodi HI dengan fokus utama pada isu migrasi dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut dia, hal ini tentunya sejalan dengan visi misi HI sebagai program studi yang berfokus pada isu internasional khususnya migrasi dan pembangunan berkelanjutan.
"Kita berada di era globalisasi yang kemudian mendorong arus migrasi lintas batas negara, untuk itu arus migrasi harus menjadi perhatian yang penting bagi masyarakat internasional," katanya.
Dengan adanya kegiatan ini, kata dia, orang lain dapat melihat migrasi bukan hanya sekadar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, akan tetapi dapat memunculkan berbagai dampak lainnya, baik itu keamanan pariwisata bahkan kesejahteraan sosial.
Ia mengatakan kegiatan ini dilaksanakan secara hibrida, yaitu setengah peserta mengikuti acara secara daring dan setengahnya lagi datang langsung ke lokasi.
Menurut dia luaran (output) dari kegiatan ini, selain publikasi jurnal internasional, juga memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk dapat terhubung dan bertukar pikiran antara satu dengan lainnya.
"Dalam artian para peserta dipersilakan untuk mencari koneksi sebesar-besarnya membahas kajian yang menjadi fokus mereka, tidak hanya sebatas pada migrasi dan pembangunan," demikian Kinanti Risa Sabila.
"Setidaknya terdapat 150 lebih peserta dengan 60 paper tersubmit yang mengikuti acara ini, mereka datang dari berbagai negara terutama negara yang tergabung dalam ASEAN," kata Ketua Panitia konferensi, Kinanti Risa Sabila, saat diwawancarai di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan 150 mahasiswa tersebut tersebar dari beberapa universitas dalam dan luar negeri, seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Gajah Mada, Binus University dan beberapa universitas lain termasuk Universitas Mataram, selaku tuan rumah.
Kemudian Chulalongkorn University, Walailak University, dan Mahidol University di Thailand, National Cheng Chi University di China, serta Ritsumeikan University di Jepang,
Konferensi tersebut, katanya, merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali diadakan oleh prodi HI dengan fokus utama pada isu migrasi dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut dia, hal ini tentunya sejalan dengan visi misi HI sebagai program studi yang berfokus pada isu internasional khususnya migrasi dan pembangunan berkelanjutan.
"Kita berada di era globalisasi yang kemudian mendorong arus migrasi lintas batas negara, untuk itu arus migrasi harus menjadi perhatian yang penting bagi masyarakat internasional," katanya.
Dengan adanya kegiatan ini, kata dia, orang lain dapat melihat migrasi bukan hanya sekadar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, akan tetapi dapat memunculkan berbagai dampak lainnya, baik itu keamanan pariwisata bahkan kesejahteraan sosial.
Ia mengatakan kegiatan ini dilaksanakan secara hibrida, yaitu setengah peserta mengikuti acara secara daring dan setengahnya lagi datang langsung ke lokasi.
Menurut dia luaran (output) dari kegiatan ini, selain publikasi jurnal internasional, juga memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk dapat terhubung dan bertukar pikiran antara satu dengan lainnya.
"Dalam artian para peserta dipersilakan untuk mencari koneksi sebesar-besarnya membahas kajian yang menjadi fokus mereka, tidak hanya sebatas pada migrasi dan pembangunan," demikian Kinanti Risa Sabila.