Mataram (ANTARA) - Sebanyak 18.090 orang siswa di Nusa Tenggara Barat sudah di vaksin Human Papillomavirus (HPV).
"Per 12 September 2023 angka vaksin HPV di kota sudah mencapai 18.090 atau 38,99 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan pemberian vaksin HPV di sekolah-sekolah yang ada di NTB masih terus berjalan. Hanya saja, di akuinya progres-nya masih sedikit. Salah satu tantangannya yaitu masih adanya penolakan dari beberapa orang tua siswa.
"Penolakan masih ada, tapi tidak banyak, masih bisa dihitung pakai jari," ujarnya.
Menurut dia penolakan tersebut muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya pemberian vaksin HPV.
Untuk itu, perlu adanya sosialisasi dari pihak sekolah melalui tenaga kesehatan yang melakukan vaksin untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa.
"Pemberian vaksin ini lebih banyak mengandung manfaat dari pada mudaratnya," ujarnya.
Fikri menegaskan meski ada penolakan dari sebagian orang tua siswa, namun hal itu bukan menjadi penghambat untuk tetap memberikan vaksin kepada siswa-siswi SD.
Pasalnya, Dinas Kesehatan sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan di masing-masing kabupaten/ kota untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa.
"Kita kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk anak-anak sekolah itu," ujarnya.
Pelayanan vaksin HPV ini ujarnya akan tetap dilakukan hingga mencapai 100 persen. Karena masih ada kabupaten dan kota yang baru mulai melayani vaksin di tingkat sekolah. Salah satunya Kabupaten Lombok Tengah dengan pencapaian vaksin baru 31 orang.
“Yang lain-lain kan belum. Jadi masih berjalan sampai 100 persen," katanya.
Mantan Direktur RSUD NTB, mengatakan pemerintah provinsi menargetkan sebanyak 46.400 siswi SD kelas V dan VI usia 9 sampai 12 tahun mendapatkan vaksinasi HPV sebagai pencegahan penyakit kanker serviks.
Sedangkan untuk ketersediaan vaksin, Fikri memastikan, pemerintah pusat masih melakukan pendistribusian.
Adapun rincian capaian pemberian vaksin HPV berdasarkan kabupaten/kota di NTB, di antaranya Lombok Timur 6.740 (61,47 persen), Kota Mataram 2.533 (64,78 persen), Lombok Barat 2.078 (32,29 persen), Sumbawa 1.947 (48,25 persen).
Kemudian Kabupaten Bima 1.478 (28,61 persen), Lombok Utara 1.072 (51,29 persen), Sumbawa Barat 1.035 (79,49 persen), Dompu: 643 (23,92 persen), Kota Bima: 533 (34,50 persen) dan Lombok Tengah 31 (0,38 persen)
"Per 12 September 2023 angka vaksin HPV di kota sudah mencapai 18.090 atau 38,99 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan pemberian vaksin HPV di sekolah-sekolah yang ada di NTB masih terus berjalan. Hanya saja, di akuinya progres-nya masih sedikit. Salah satu tantangannya yaitu masih adanya penolakan dari beberapa orang tua siswa.
"Penolakan masih ada, tapi tidak banyak, masih bisa dihitung pakai jari," ujarnya.
Menurut dia penolakan tersebut muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya pemberian vaksin HPV.
Untuk itu, perlu adanya sosialisasi dari pihak sekolah melalui tenaga kesehatan yang melakukan vaksin untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa.
"Pemberian vaksin ini lebih banyak mengandung manfaat dari pada mudaratnya," ujarnya.
Fikri menegaskan meski ada penolakan dari sebagian orang tua siswa, namun hal itu bukan menjadi penghambat untuk tetap memberikan vaksin kepada siswa-siswi SD.
Pasalnya, Dinas Kesehatan sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan di masing-masing kabupaten/ kota untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa.
"Kita kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk anak-anak sekolah itu," ujarnya.
Pelayanan vaksin HPV ini ujarnya akan tetap dilakukan hingga mencapai 100 persen. Karena masih ada kabupaten dan kota yang baru mulai melayani vaksin di tingkat sekolah. Salah satunya Kabupaten Lombok Tengah dengan pencapaian vaksin baru 31 orang.
“Yang lain-lain kan belum. Jadi masih berjalan sampai 100 persen," katanya.
Mantan Direktur RSUD NTB, mengatakan pemerintah provinsi menargetkan sebanyak 46.400 siswi SD kelas V dan VI usia 9 sampai 12 tahun mendapatkan vaksinasi HPV sebagai pencegahan penyakit kanker serviks.
Sedangkan untuk ketersediaan vaksin, Fikri memastikan, pemerintah pusat masih melakukan pendistribusian.
Adapun rincian capaian pemberian vaksin HPV berdasarkan kabupaten/kota di NTB, di antaranya Lombok Timur 6.740 (61,47 persen), Kota Mataram 2.533 (64,78 persen), Lombok Barat 2.078 (32,29 persen), Sumbawa 1.947 (48,25 persen).
Kemudian Kabupaten Bima 1.478 (28,61 persen), Lombok Utara 1.072 (51,29 persen), Sumbawa Barat 1.035 (79,49 persen), Dompu: 643 (23,92 persen), Kota Bima: 533 (34,50 persen) dan Lombok Tengah 31 (0,38 persen)