Mataram (ANTARA) - Sosok Iwin (30), warga Jelantik, Lombok Tengah, menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan sampah yang berada di lingkungannya melalui usaha pengumpul sampah.
Dia memilah tumpukan sampah tersebut berupa botol plastik dan aluminium dari tumpukan sampah yang selanjutnya untuk dijual.
"Dari pekerjaan ini selain menjaga tumpukan sampah, saya juga mendapat pemasukan untuk mencukupi kebutuhan melalui penjualan rongsokan ini dengan harga perkilonya mulai dari Rp20 ribu hingga Rp30 ribu," katanya.
Bahkan dirinya bersama sang suami, Suparman, membeli barang bekas perabotan rumah yang sudah tidak terpakai.
"Barang bekas itu dikumpulkan diolah lalu dijual ke Kebun Ayu Lembar," katanya.
Sebelumnya, saluran irigasi di tepi jalan desa Jelantik, Lombok Tengah, dipenuhi sampah sepanjang lebih dari tiga puluh meter bahkan sampai ada yang tertutupi.
Dari pantauan ANTARA, Selasa, tumpukan sampah tersebut dimulai dari kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) sampai ke sungai, dan didominasi sampah limbah rumah tangga sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kepala Desa Jelantik, Mariadi, setiap pekan dirinya dan BKD setempat turun untuk membersihkan kawasan tersebut.
Dia memilah tumpukan sampah tersebut berupa botol plastik dan aluminium dari tumpukan sampah yang selanjutnya untuk dijual.
"Dari pekerjaan ini selain menjaga tumpukan sampah, saya juga mendapat pemasukan untuk mencukupi kebutuhan melalui penjualan rongsokan ini dengan harga perkilonya mulai dari Rp20 ribu hingga Rp30 ribu," katanya.
Bahkan dirinya bersama sang suami, Suparman, membeli barang bekas perabotan rumah yang sudah tidak terpakai.
"Barang bekas itu dikumpulkan diolah lalu dijual ke Kebun Ayu Lembar," katanya.
Sebelumnya, saluran irigasi di tepi jalan desa Jelantik, Lombok Tengah, dipenuhi sampah sepanjang lebih dari tiga puluh meter bahkan sampai ada yang tertutupi.
Dari pantauan ANTARA, Selasa, tumpukan sampah tersebut dimulai dari kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) sampai ke sungai, dan didominasi sampah limbah rumah tangga sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kepala Desa Jelantik, Mariadi, setiap pekan dirinya dan BKD setempat turun untuk membersihkan kawasan tersebut.