Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini peningkatan literasi masyarakat dapat menjadi sarana mengatasi persoalan kemiskinan di provinsi ini. "Literasi tidak hanya memperkaya kehidupan individu, tetapi juga menciptakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilannya," kata Sultan HB X dalam Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2023 di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Sultan, penguatan literasi sangat penting dilakukan, termasuk untuk mempercepat akselerasi pembangunan. Saat ini, kata dia, literasi berkaitan erat dengan tingkat ekonomi dan kesejahteraan karena tingkat literasi menunjukkan kualitas pendidikan.

Sementara itu, masyarakat yang berpendidikan, umumnya mendapatkan penghasilan layak dan lebih melek terhadap teknologi. Masyarakat dengan tingkat literasi rendah, menurut dia, cenderung mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang layak dan untuk promosinya.

Semakin tinggi tingkat literasi, kata Sultan, semakin tinggi pula standar hidup yang dapat diraih. Oleh karenanya, pendidikan dasar perlu diprioritaskan agar anak-anak bisa mendapatkan fondasi literasi yang baik. "Ini juga salah satu indikator kunci dari kondisi ekonomi, karena menjadi indikator kualitas sumber daya manusia," ujar Sri Sultan.

Sri Sultan mengatakan saat ini masyarakat terjebak dalam banjir informasi yang mengakibatkan masyarakat terjebak dalam misinformasi, disinformasi, dan mal-informasi. Hal tersebut menjadi alasan mengapa literasi dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Baca juga: Disnaker Mataram berikan pelatihan 20 purna PMI guna tekan kemiskinan
Baca juga: Sulbar jadikan desa Salletto zero ATS

"Saat ini berita bohong lebih cepat menyebar daripada berita asli. Bahkan satu persen dari berita bohong yang paling populer berhasil menjangkau 1.000 hingga 10.000 pengguna, sementara berita asli sangat jarang menjangkau 1.000 pengguna," kata Sri Sultan.



 

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024