Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan memperbanyak guru pembimbing khusus (GPK) guna membantu memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah inklusi.
"Kita punya beberapa sekolah baik SD maupun SMP seperti SMPN 4 dan SMPN 7 Mataram, yang bisa menampung anak-anak berkebutuhan khusus. Namun ketersediaan GPK kita masih terbatas," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusuf, S.Pd di Mataram, Jumat.
Dikatakan, saat ini Disdik Kota Mataram baru punya sekitar 20 orang guru SMP yang sudah punya sertifikat, begitu juga SD sudah ada tapi tetap dalam panatuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB.
"Karena itu, saat ini sedang berupaya memperbanyak GPK dari guru yang memiliki kompetensi agar bisa dilatih dan punya sertifikat sebagai guru pembimbing khsusus," katanya.
Dengan adanya ketersediaan GPK di beberapa sekolah inklusi di Mataram, pihaknya berharap para orang tua tidak perlu khawatir lagi jika ingin menyekolahkan anak-anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusi.
"Tidak ada sekolah yang menolak siswa berkebutuhan khusus, yang penting orangtuanya mau," katanya.
Pasalnya, selama ini masih banyak kekhawatiran orang tua jika anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus masuk sekolah inklusi akan di "bullying".
Padahal, dalam hal itu GPK dan guru lainnya berperan secara maksimal untuk bisa melakukan pendekatan secara psikologis kepada anak-anak agar tidak terjadi "bullying" di sekolah.
"Sebab tujuan anak-anak berkebutuhan khusus masuk ke sekolah inklusi agar bisa tetap bergaul dengan teman sebaya dan siswa yang normal bisa melakukan penyesuaian," katanya.
Diharapkan, dengan ketersediaan GPK di sekolah inklusi dapat memberikan pendidikan inklusif kepada anak-anak berkebutuhan khusus serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus.
"Sehingga mereka yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan, bakat istimewa dapat memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya," katanya.
"Kita punya beberapa sekolah baik SD maupun SMP seperti SMPN 4 dan SMPN 7 Mataram, yang bisa menampung anak-anak berkebutuhan khusus. Namun ketersediaan GPK kita masih terbatas," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusuf, S.Pd di Mataram, Jumat.
Dikatakan, saat ini Disdik Kota Mataram baru punya sekitar 20 orang guru SMP yang sudah punya sertifikat, begitu juga SD sudah ada tapi tetap dalam panatuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB.
"Karena itu, saat ini sedang berupaya memperbanyak GPK dari guru yang memiliki kompetensi agar bisa dilatih dan punya sertifikat sebagai guru pembimbing khsusus," katanya.
Dengan adanya ketersediaan GPK di beberapa sekolah inklusi di Mataram, pihaknya berharap para orang tua tidak perlu khawatir lagi jika ingin menyekolahkan anak-anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusi.
"Tidak ada sekolah yang menolak siswa berkebutuhan khusus, yang penting orangtuanya mau," katanya.
Pasalnya, selama ini masih banyak kekhawatiran orang tua jika anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus masuk sekolah inklusi akan di "bullying".
Padahal, dalam hal itu GPK dan guru lainnya berperan secara maksimal untuk bisa melakukan pendekatan secara psikologis kepada anak-anak agar tidak terjadi "bullying" di sekolah.
"Sebab tujuan anak-anak berkebutuhan khusus masuk ke sekolah inklusi agar bisa tetap bergaul dengan teman sebaya dan siswa yang normal bisa melakukan penyesuaian," katanya.
Diharapkan, dengan ketersediaan GPK di sekolah inklusi dapat memberikan pendidikan inklusif kepada anak-anak berkebutuhan khusus serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus.
"Sehingga mereka yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan, bakat istimewa dapat memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya," katanya.