Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Abdul Halim Muslih mengatakan seluruh relawan kebencanaan di kabupaten ini agar tetap konsisten kepada tugas kemanusiaan dalam mengantisipasi ancaman bencana termasuk banjir dan tanah longsor yang berpotensi terjadi ketika musim hujan nanti.
"Kepada rekan-rekan FPRB, dan seluruh relawan kemanusiaan tetaplah konsisten, tegak lurus kepada tugas tugas kemanusiaan, karena kita juga harus mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, karena sebentar lagi kita memasuki musim hujan yang diprediksi dengan curah hujan tinggi," kata Abdul Halim di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, musim hujan yang akan datang setelah kemarau panjang ini berakhir berpotensi mengakibatkan banjir dan tanah longsor di wilayah-wilayah yang telah dipetakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, meski diharapkan ancaman itu tidak terjadi.
"Karena musim sudah mundur, biasanya kalau mundur begini itu curah hujan tinggi, jadi hujan dikumpulkan di belakang, mungkin terjadi mungkin tidak, tetapi kita sudah punya pengalaman yang panjang, dan pengalaman adalah guru terbaik," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, para relawan yang tergabung dalam forum pengurangan risiko bencana (FPRB) tingkat kelurahan, dan komunitas relawan lainnya agar berkonsolidasi dalam mengantisipasi kemungkinan banjir dan tanah longsor, dan meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita mungkin sudah hafal, titik-titik mana saja terutama di Bantul bagian timur, dan rekan relawan Bantul saya kira sudah hafal mana yang langganan tanah longsor, mana yang langganan banjir itu kita Insya Allah sudah cermat petanya," katanya.
Dia juga mengatakan, adanya kendaraan strategis bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa mobile pump dan mobil dapur umum tersebut dapat memaksimalkan kegiatan mitigasi bencana di wilayah yang terdampak banjir dan longsor.
"Mobile pump disamping bermanfaat untuk kurangi genangan air di daerah banjir, tetapi juga bisa kita manfaatkan untuk genangan genangan di area persawahan, perkebunan seperti di daerah Kecamatan Sanden dan Kretek," katanya.
Dengan demikian, kata dia, nantinya BPBD dan relawan yang bertugas dalam operasional bisa meminjamkan kendaraan tersebut kepada Dinas Pertanian, maupun petani, apabila lahan pertanian terendam banjir atau genangan.
Baca juga: Pasokan air di empat kabupaten berstatus darurat masih aman di Yogyakarta
Baca juga: BPBD Palu minta warga antisipasi kekeringan
"Karena setiap tahun di wilayah selatan ada genangan, petani di sekitar jembatan Kretek itu mengeluh karena adanya tutupan di muara sungai, kita berkali kali sudah lakukan upaya khusus, tetap tidak bisa mengatasinya, sehingga mobile pump bisa kita gunakan untuk bantu petani, karena itu juga bencana ekonomi," katanya.
"Kepada rekan-rekan FPRB, dan seluruh relawan kemanusiaan tetaplah konsisten, tegak lurus kepada tugas tugas kemanusiaan, karena kita juga harus mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, karena sebentar lagi kita memasuki musim hujan yang diprediksi dengan curah hujan tinggi," kata Abdul Halim di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, musim hujan yang akan datang setelah kemarau panjang ini berakhir berpotensi mengakibatkan banjir dan tanah longsor di wilayah-wilayah yang telah dipetakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, meski diharapkan ancaman itu tidak terjadi.
"Karena musim sudah mundur, biasanya kalau mundur begini itu curah hujan tinggi, jadi hujan dikumpulkan di belakang, mungkin terjadi mungkin tidak, tetapi kita sudah punya pengalaman yang panjang, dan pengalaman adalah guru terbaik," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, para relawan yang tergabung dalam forum pengurangan risiko bencana (FPRB) tingkat kelurahan, dan komunitas relawan lainnya agar berkonsolidasi dalam mengantisipasi kemungkinan banjir dan tanah longsor, dan meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita mungkin sudah hafal, titik-titik mana saja terutama di Bantul bagian timur, dan rekan relawan Bantul saya kira sudah hafal mana yang langganan tanah longsor, mana yang langganan banjir itu kita Insya Allah sudah cermat petanya," katanya.
Dia juga mengatakan, adanya kendaraan strategis bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa mobile pump dan mobil dapur umum tersebut dapat memaksimalkan kegiatan mitigasi bencana di wilayah yang terdampak banjir dan longsor.
"Mobile pump disamping bermanfaat untuk kurangi genangan air di daerah banjir, tetapi juga bisa kita manfaatkan untuk genangan genangan di area persawahan, perkebunan seperti di daerah Kecamatan Sanden dan Kretek," katanya.
Dengan demikian, kata dia, nantinya BPBD dan relawan yang bertugas dalam operasional bisa meminjamkan kendaraan tersebut kepada Dinas Pertanian, maupun petani, apabila lahan pertanian terendam banjir atau genangan.
Baca juga: Pasokan air di empat kabupaten berstatus darurat masih aman di Yogyakarta
Baca juga: BPBD Palu minta warga antisipasi kekeringan
"Karena setiap tahun di wilayah selatan ada genangan, petani di sekitar jembatan Kretek itu mengeluh karena adanya tutupan di muara sungai, kita berkali kali sudah lakukan upaya khusus, tetap tidak bisa mengatasinya, sehingga mobile pump bisa kita gunakan untuk bantu petani, karena itu juga bencana ekonomi," katanya.