Mataram (Antara NTB)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram mendukung acara silaturahim budaya Imlek bersama 2567 yang akan berlangsung di Kota Mataram, 20 Februari 2016, sepanjang tidak disertai kegiatan yang negatif.
"Dukungan itu berdasarkan hadis Nabi yang artinya tidak ada dosa untuk melakukan perbuatan budaya atau hal-hal yang membawa kemajuan daerah," kata Ketua MUI Kota Mataram TGH Mukhtar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Peryataan itu dikemukakannya dalam rapat persiapan pelaksanaan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 di kantor Wali Kota Mataram yang dipimpin Asisten II Setda Kota Mataram H Effendy Eko Saswito.
Rapat persiapan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 itu dihadiri juga oleh Asisten II Pemerintah Provinsi NTB H Lalu Gita Aryadi, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), perwakilan dari Majelis Adat Sasak Mataram, serta sejumlah panitia dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Mataram.
Mukhtar mengatakan, untuk mengantisipasi tidak adanya kegiatan negatif dalam kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567, ia meminta jajaran aparat keamanan dapat melakukan pengawasan secara maksimal.
"Kita tidak ingin hajatan budaya ini dinodai oleh perbuatan negatif seperti narkoba dan sejenisnya," katanya.
Pasalnya, kata dia, kegiatan negatif itu dapat memberikan dampak negatif terhadap tujuan dari acara kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567, yakni sebagai salah satu ajang silaturahim warga Tionghoa dengan masyarakat Kota Mataram yang memiliki penduduk heterogen sekaligus promosi pariwisata daerah.
Dukungan juga diberikan dari Majelis Adat Sasak (MAS) Kota Mataram. Maryun sebagai perwakilan dari MAS Mataram mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mendukung kegiatan ini.
"Tanpa melihat latang belakang, ras, suku, agama dan lainnya. Ini untuk lebih untuk mempererat tali silaturahim karena warga Tionghoa adalah bagian dari elemen masyarakat Kota Mataram," ujarnya.
Karena itu, lanjut Maryun, dia meminta agar masyarakat tidak melihat kegiatan ini dari sisi ritualnya melainkan kebudayaan yang masih dalam NKRI.
Kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 yang akan berlangsung pada Sabtu (20/2) diawali dengan pawai kebudayaan pada pukul 13.30 WITA.
Dilanjutkan dengan kegiatan pasar murah pada pukul 15.30 WITA, kuliner nusantara pukul 15.00 WITA dan terakhir hiburan rakyat pada pukul 19.30 WITA hingga selesai.
Hiburan yang akan ditampilkan adalah kesenian nusantara, kesenian akrobatik dari Zhejiang dan RRT Orkestra yang dipusatkan di persimpangan Cakranegara. Karena itu pemerintah kota pada Sabtu malam akan menerapkan "car free night" di Jalan Pejanggik dan Jalan AA Gede Ngurah. (*)
"Dukungan itu berdasarkan hadis Nabi yang artinya tidak ada dosa untuk melakukan perbuatan budaya atau hal-hal yang membawa kemajuan daerah," kata Ketua MUI Kota Mataram TGH Mukhtar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Peryataan itu dikemukakannya dalam rapat persiapan pelaksanaan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 di kantor Wali Kota Mataram yang dipimpin Asisten II Setda Kota Mataram H Effendy Eko Saswito.
Rapat persiapan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 itu dihadiri juga oleh Asisten II Pemerintah Provinsi NTB H Lalu Gita Aryadi, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), perwakilan dari Majelis Adat Sasak Mataram, serta sejumlah panitia dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Mataram.
Mukhtar mengatakan, untuk mengantisipasi tidak adanya kegiatan negatif dalam kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567, ia meminta jajaran aparat keamanan dapat melakukan pengawasan secara maksimal.
"Kita tidak ingin hajatan budaya ini dinodai oleh perbuatan negatif seperti narkoba dan sejenisnya," katanya.
Pasalnya, kata dia, kegiatan negatif itu dapat memberikan dampak negatif terhadap tujuan dari acara kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567, yakni sebagai salah satu ajang silaturahim warga Tionghoa dengan masyarakat Kota Mataram yang memiliki penduduk heterogen sekaligus promosi pariwisata daerah.
Dukungan juga diberikan dari Majelis Adat Sasak (MAS) Kota Mataram. Maryun sebagai perwakilan dari MAS Mataram mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mendukung kegiatan ini.
"Tanpa melihat latang belakang, ras, suku, agama dan lainnya. Ini untuk lebih untuk mempererat tali silaturahim karena warga Tionghoa adalah bagian dari elemen masyarakat Kota Mataram," ujarnya.
Karena itu, lanjut Maryun, dia meminta agar masyarakat tidak melihat kegiatan ini dari sisi ritualnya melainkan kebudayaan yang masih dalam NKRI.
Kegiatan silaturahim budaya Imlek bersama 2567 yang akan berlangsung pada Sabtu (20/2) diawali dengan pawai kebudayaan pada pukul 13.30 WITA.
Dilanjutkan dengan kegiatan pasar murah pada pukul 15.30 WITA, kuliner nusantara pukul 15.00 WITA dan terakhir hiburan rakyat pada pukul 19.30 WITA hingga selesai.
Hiburan yang akan ditampilkan adalah kesenian nusantara, kesenian akrobatik dari Zhejiang dan RRT Orkestra yang dipusatkan di persimpangan Cakranegara. Karena itu pemerintah kota pada Sabtu malam akan menerapkan "car free night" di Jalan Pejanggik dan Jalan AA Gede Ngurah. (*)