Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan mengadakan kegiatan Festival Gasing sebagai upaya memperkenalkan salah satu permainan tradisional itu kepada anak-anak sejak dini, sekaligus menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan.
"Festival Gasing kami agendakan pada akhir tahun atau bulan Desember 2023 di ruang kreatif Kota Tua Ampenan. Untuk tanggal, masih kami bahas agar tidak berbenturan dengan agenda yang sudah ada," kata Camat Ampenan Muzzakir Walad di Mataram, Selasa.
Kegiatan tersebut, lanjutnya, sekaligus untuk menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan dengan berbagai agenda akhir tahun, sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain itu, festival permainan tradisional ini diharapkan tidak hanya menghibur warga tapi juga ajang mempererat hubungan silaturahim antar pemain dan penonton.
"Untuk peserta, kami akan komunikasikan dengan para pemain atau komunitas gasing yang ada di enam kecamatan se-Kota Mataram," katanya.
Lebih jauh Muzakkir mengakui, permainan tradisional gasing di tengah masyarakat saat ini mulai meredup karena banyaknya permainan digital atau "online".
Karena itulah, melalui festival itu pihaknya ingin mengangkat dan menghidupkan kembali permainan tradisional agar bisa terus dilestarikan.
"Sebelum pandemi COVID-19, kami pernah menggelar kegiatan lomba gasing disamping Masjid Islamic Center, dan ternyata antusiasme pemain dan penonton cukup tinggi," katanya.
Sementara untuk festival tahun ini, katanya, pihaknya sengaja mengambil lokasi di ruang kreatif Kota Tua Ampenan atau di areal Taman Jangkar Ampenan untuk memperkenalkan keberadaan ruang kreatif tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) selaku penanggung jawab ruang kreatif tersebut. Alhamdulillah, dapat dukungan memanfaatkan ruang itu untuk berbagai kegiatan seni dan budaya," katanya.
"Festival Gasing kami agendakan pada akhir tahun atau bulan Desember 2023 di ruang kreatif Kota Tua Ampenan. Untuk tanggal, masih kami bahas agar tidak berbenturan dengan agenda yang sudah ada," kata Camat Ampenan Muzzakir Walad di Mataram, Selasa.
Kegiatan tersebut, lanjutnya, sekaligus untuk menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan dengan berbagai agenda akhir tahun, sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain itu, festival permainan tradisional ini diharapkan tidak hanya menghibur warga tapi juga ajang mempererat hubungan silaturahim antar pemain dan penonton.
"Untuk peserta, kami akan komunikasikan dengan para pemain atau komunitas gasing yang ada di enam kecamatan se-Kota Mataram," katanya.
Lebih jauh Muzakkir mengakui, permainan tradisional gasing di tengah masyarakat saat ini mulai meredup karena banyaknya permainan digital atau "online".
Karena itulah, melalui festival itu pihaknya ingin mengangkat dan menghidupkan kembali permainan tradisional agar bisa terus dilestarikan.
"Sebelum pandemi COVID-19, kami pernah menggelar kegiatan lomba gasing disamping Masjid Islamic Center, dan ternyata antusiasme pemain dan penonton cukup tinggi," katanya.
Sementara untuk festival tahun ini, katanya, pihaknya sengaja mengambil lokasi di ruang kreatif Kota Tua Ampenan atau di areal Taman Jangkar Ampenan untuk memperkenalkan keberadaan ruang kreatif tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) selaku penanggung jawab ruang kreatif tersebut. Alhamdulillah, dapat dukungan memanfaatkan ruang itu untuk berbagai kegiatan seni dan budaya," katanya.