Mataram, (Antara NTB) - Nenek Sitah (72), seorang penderita penyakit sirosis hati, kini terpaksa harus menghabiskan masa tuanya dengan hidup terisolasi di sebuah kamar khusus yang disiapkan oleh Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspa Karma Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Kita sudah siapkan sebuah kamar khusus untuk Nenek Sitah, dan terpisah dari penghuni lainnya. Karena dari keterangan dokter, disebutkan bahwa penyakit yang diderita Nenek Sitah ini dapat menular," kata Kepala PSTW Puspa Karma Mataram Ahim Iskandar di Mataram, Kamis.

Wanita yang hidup sebatang kara itu, dikatakannya baru saja keluar dari ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, karena dokter setempat menyatakan sudah tidak sanggup lagi memberikan penanganan kesehatan atas penyakit yang di deritanya.

"Berdasarkan surat keterangan dokter RSUD Kota Mataram, Nenek Sitah harus pulang. Tapi pihak rumah sakit bilang, nenek Sitah ini tidak punya keluarga, jadi dia ditampung disini (PSTW Puspa Karma Mataram)," ujarnya.

Resiko itu diambil setelah pihak Dinas Kesehatan Kota Mataram mendesak pihak PSTW Puspa Karma Mataram untuk merawat Nenek Sitah yang hidup sebatang kara ini. Walaupun sebelumnya pihak PSTW Puspa Karma Mataram menolak kehadiran Nenek Sitah karena ada catatan penyakit yang dikhawatirkan dapat menular ke penghuni lainnya.

"Sebenarnya syarat untuk dapat tinggal di panti ini harus sehat lahir bathin dan tidak ada catatan penyakit menular. Kasus seperti Nenek Sitah ini tidak boleh," ucapnya.

Hal itu pun ditegaskannya dengan ketersediaan ruang penampungan dari PSTW Puspa Karma Mataram yang tidak memiliki tempat tinggal khusus untuk menampung wanita lansia seperti Nenek Sitah ini.

Sehingga, dengan terpaksa pihak PSTW Puspa Karma Mataram menyulap ruang tamu yang ada di Wisma Anjani-nya menjadi ruangan khusus bagi Nenek Sitah. "Kita pisahkan Nenek Sitah dengan penghuni lainnya, karena kami tidak berani mengambil resiko lagi, karena penyakit yang dideritanya menular," kata Ahim.

Hal itu dikatakannya karena jenis penyakit sirosis hati yang terjadi akibat infeksi virus hepatitis kronis aktif ini dapat menular melalui darah maupun cairan yang dikeluarkan tubuh.

"Jadi nanti kontak dengan penghuni lain kita akan batasi, dari handuknya, alat makannya. Karena penyakit jenis ini dapat menular ke orang lain melalui keringat, air liur, atau pun darah," ucapnya.

Kemudian untuk penanganan kesehatan Nenek Sitah, Ahim pun tidak berani mengambil tindakan, karena kembali ia menegaskan bahwa PSTW Puspa Karma Mataram hanya bertugas untuk merawat para penghuni yang seluruhnya merupakan lansia.

"Kita tidak punya dokter disini, yang ada perawat, jadi hanya sebatas merawat saja," kata Ahim.

Sehingga untuk penanganan penyakit yang diderita Nenek Sitah ini, Ahim nantinya akan berkoordinasi dengna pihak Dinas Kesehatan Kota Mataram, agar sewaktu-waktu kondisi kesehatannya memburuk, Nenek Sitah dapat langsung di rujuk kerumah sakit terdekat tanpa perlu mengkhawatirkan masalah administrasinya.

""Jadi kami berharap nantinya jika sewaktu-waktu Nenek Sitah sakit, pihak RSUP NTB atau pun RSUD Kota Mataram siap menerima rujukan kami," ujarnya.(*)

Pewarta : Dhimas Budi Pratama
Editor : Dimas
Copyright © ANTARA 2025