Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Masyarakat di sekitar Bendungan Batu Tulis, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, mengeluhkan kondisi bendungan yang tercemar limbah di antaranya berasal dari rumah tangga.
“Sejak 2017 pemerintah daerah (Pemda) memberikan aturan untuk mengalirkan limbah masyarakat ke sungai yang terhubung dengan bendungan ini, jadi sejak saat itu bendungan ini menjadi tercemar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi,” kata Rifi, warga setempat, Rabu.
Tercemarnya bendungan ini membuat masyarakat lebih menjadi resah, karena sebelumnya tempat itu dimanfaatkan sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian.
Sementara itu, Pemerintah Desa (pemdes) Batu Tulis menyatakan bahwa bendungan itu masih bisa dimanfaatkan dan tidak ada pencemaran limbah, namun musim kemarau di tahun ini menjadikan debit air bendungan itu berkurang.
Bendungan seluas 5 hektare itu, dipenuhi oleh tumpukan lumpur yang semakin banyak dan beberapa sampah buangan dari masyarakat sekitar, hal ini membuat tempat tersebut terlihat keruh dan kotor.
Pemdes memperkirakan bahwa beberapa masyarakat masih bisa memanfaatkan sisa air di bendungan tersebut sebagai saluran irigasi.
“Kami sudah berulang kali meminta pemda untuk melakukan pengerukan, agar bendungan tersebut bisa menampung debit air yang lebih banyak,” kata Lalu Murdine, Kepala Dusun Batu Tulis.
Selain itu, pemdes juga sudah menyalurkan air bersih dengan penjadwalan bergilir di setiap dusun, namun bantuan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama musim kemarau ini, tegasnya.
Pemdes berharap untuk sementara waktu masyarakat lebih bijak dalam menggunakan air, terlebih masyarakat yang memiliki pasokan air sumur yang cukup.
“Sejak 2017 pemerintah daerah (Pemda) memberikan aturan untuk mengalirkan limbah masyarakat ke sungai yang terhubung dengan bendungan ini, jadi sejak saat itu bendungan ini menjadi tercemar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi,” kata Rifi, warga setempat, Rabu.
Tercemarnya bendungan ini membuat masyarakat lebih menjadi resah, karena sebelumnya tempat itu dimanfaatkan sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian.
Sementara itu, Pemerintah Desa (pemdes) Batu Tulis menyatakan bahwa bendungan itu masih bisa dimanfaatkan dan tidak ada pencemaran limbah, namun musim kemarau di tahun ini menjadikan debit air bendungan itu berkurang.
Bendungan seluas 5 hektare itu, dipenuhi oleh tumpukan lumpur yang semakin banyak dan beberapa sampah buangan dari masyarakat sekitar, hal ini membuat tempat tersebut terlihat keruh dan kotor.
Pemdes memperkirakan bahwa beberapa masyarakat masih bisa memanfaatkan sisa air di bendungan tersebut sebagai saluran irigasi.
“Kami sudah berulang kali meminta pemda untuk melakukan pengerukan, agar bendungan tersebut bisa menampung debit air yang lebih banyak,” kata Lalu Murdine, Kepala Dusun Batu Tulis.
Selain itu, pemdes juga sudah menyalurkan air bersih dengan penjadwalan bergilir di setiap dusun, namun bantuan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama musim kemarau ini, tegasnya.
Pemdes berharap untuk sementara waktu masyarakat lebih bijak dalam menggunakan air, terlebih masyarakat yang memiliki pasokan air sumur yang cukup.