Jakarta (ANTARA) - PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menggandeng aneka mitra kerja sama untuk menanam mangrove di pesisir DKI Jakarta, tepatnya kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Muara Angke, Jakarta Utara.

Direktur Utama TransJakarta Welfizon Yuza di TWA Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, mengatakan melalui kerja sama itu, pihaknya berhasil mengumpulkan sebanyak 20.000 bibit mangrove.

"Sebanyak 100 bibit ditanam di TWA Muara Angke hari ini. Selanjutnya penanaman mangrove akan kembali dilakukan di wilayah Kepulauan Seribu," kata Welfizon.

Ia mengaku tergerak untuk ikut melakukan mitigasi perubahan iklim karena World Resources Institute (WRI) Indonesia menunjukkan bahwa penyedia transportasi publik itu berpengaruh signifikan terhadap pengurangan emisi kendaraan bermotor di Ibu Kota.

Welfizon mengatakan, menurut WRI Indonesia, emisi gas buang kendaraan bermotor turun 94 persen setiap kali masyarakat Ibu Kota beralih dari kendaraan pribadi kepada transportasi publik, termasuk bus PT Transportasi Jakarta (TransJakarta).

"Dengan beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, termasuk TransJakarta, maka akan menurunkan emisi. Berdasarkan data WRI Indonesia, emisinya turun 94 persen. Jadi, sangat signifikan," kata Welfizon.

Karena itu, pihaknya akan terus terlibat dalam setiap aksi lingkungan yang melibatkan masyarakat, agar masyarakat terdorong untuk beralih menggunakan sarana transportasi publik. Pada Rabu ini, pihaknya merangkul para pelajar sekolah di Jakarta Utara, pengelola bisnis waralaba, Pemerintah Kota Jakarta Utara dan Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara dalam penanaman mangrove di TWA Muara Angke, Penjaringan.

Adapun bibit tanaman bakau yang ditanami itu juga dikumpulkan dari masyarakat lewat urunan digital menggunakan pemindaian kode QR yang terpasang di sejumlah halte TransJakarta.

"Kalau teman-teman melihat ada kode QR yang kami pasang di sini, QR itu sudah kami pasang di semua halte TransJakarta. Dan semua pelanggan TransJakarta bisa terlibat untuk mendonasikan Rp20.000 untuk satu mangrove dengan memindai QR tersebut," kata Welfizon.

Baca juga: AIS Forum melahirkan riset inovatif awasi mangrove dan kondisi laut
Baca juga: Koleksi KRM Surabaya bertambah dua jenis mangrove

Artinya, jika terkumpul 20.000 bibit mangrove, maka nilainya setara dengan donasi Rp400 juta. Adapun 100 bibit mangrove senilai dengan Rp2 juta. "Ini merupakan bentuk nyata bahwa semua pihak 'concern' terhadap perubahan iklim dan gerakan ini harus dilakukan secara komunal. Jadi, semuanya terlibat dan semua menjadi solusi," kata Welfizon.


 

Pewarta : Abdu Faisal
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024