Jakarta (ANTARA) - Dewan Kurator Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 Ibe Karyanto mengatakan dalam menjalankan festival kebudayaan tersebut pihaknya menggunakan filosofi lumbung sebagai sebuah cara kerja selama proses penyelenggaraan.

"Kami ingin mengatakan bahwa sebenarnya aksi, gerak seni, tradisi, dan kebudayaan itu sudah hidup serta dirawat dengan baik oleh masyarakat. Tinggal bagaimana sekarang kita ini memanen dan membagikannya," ujar Ibe dalam acara Kongres Kebudayaan dan Pekan Kebudayaan Nasional yang disiarkan daring, di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan dari filosofi lumbung tersebut pihaknya memiliki tugas untuk menjaga nilai-nilai yang sudah ada di masyarakat, serta mengevaluasinya agar sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam filosofi lumbung.

Nilai-nilai tersebut yakni humor, kemurahan hati, keingintahuan, sikap memadai, kemandirian, berakar pada lokalitas dan ekosistem, keberlangsungan, transparansi, regenerasi, serta etika dan politik.

Ia mengatakan untuk mengoptimalkan kurasi dari filosofi lumbung ini, pihaknya membangun jejaring secara kolektif dengan seniman, serta pegiat kebudayaan yang disebut sebagai kolaborator. Sehingga mereka bisa membantu mencermati dan mengidentifikasi potensi ataupun kegiatan yang diinisasi oleh masyarakat.

"Kolaborator ini yang kemudian di daerahnya masing-masing mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah diinisiasi, sudah diduduki dan dihidupkan oleh masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai lumbung," katanya.

Baca juga: KBRI Beijing suguhkan musik dan tari tradisional
Baca juga: Indonesia-Japan Friendship Festival hadirkan seni budaya

Adapun cara kerja Tim Kurator PKN 2023 dibagi menjadi tiga fase, yakni fase pertama yang dinamai fase rawat, fase kedua panen, dan fase terakhir membagi. Hasil dari proses tersebut nantinya akan ditampilkan dalam puncak acara PKN yang diselenggarakan di 40 titik, di DKI Jakarta pada 20-29 Oktober.*

 

 

Pewarta : Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024